
Pakar Kegunungapian UGM, Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito, meninggal dunia, Minggu (12/5) pada usia 70 tahun.
Guru Besar FMIPA UGM ini dimakamkan Senin (13/5) di makam keluarga UGM Sawitsari. Sebelumnya, jenazah almarhum disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., mengatakan seluruh warga besar UGM berduka karena telah kehilangan guru, teladan, dan putera terbaiknya. Selama hidupnya almarhum dikenal sebagai pendidik dan peneliti di bidang ilmu geofisika.
Dalam pidato pengukuhan guru besar berjudul Fisika Gunung Api yang disampaikan pada 5 April 2012 silam, Kirbani menyampaikan usulan adanya pengembangan metode gravitasi yang dapat dilakukan pada konsep dasar, koreksi nilai hasil pengukuran, pengolahan data, dan penyusunan model penafsiran struktur di bawah permukaan bumi.
“Almarhum merupakan sosok ilmuwan yang tidak pernah melupakan tugas utamanya sebagai peneliti. Beliau tekun dalam menuliskan hasil-hasil penelitian dan membagikannya pada masyarakat dalam berbagai publikasi nasional dan internasional,” paparnya.
Ketekunan tersebut, dikatakan Koentjoro, patut menjadi teladan karena ilmu yang dimiliki bukanlah milik kita sendiri. Ilmu harus terus dikembangkan dan dibagikan agar memberikan manfaat yang lebih nyata bagi masyarakat, bangsa, serta negara.
“Kita berharap di UGM bisa terus bermunculan ilmuwan yang cemerlang seperti almarhum,”tuturnya.
Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito lahir di Klaten, 9 Februari 1945. Meninggalkan istri dan 4 orang anak. Mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Klaten. Sementara pendidikan sarjana hingga doktor ditempuh di UGM. Selain aktif sebagai pendidik dan peneliti, almarhum juga sempat menduduki sejumlah jabatan di UGM, antara lain Ketua Jurusan Geofisika FMIPA dan Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)