Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OK(K)., melakukan bakti sosial di Pekanbaru, Riau. Bakti sosial dilakukan dalam rangkaian acara UGM Sapa Alumni bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Riau.
Bakti sosial dilakukan di dua lokasi yaitu di Puskesmas Garuda, Pekanbaru dan SMA Negeri 8 Pekanbaru. Di Puskesmas Garuda, Rektor bersama rombongan melihat cara penanganan ibu hamil dan stunting sedangkan di SMA Negeri 8 Pekanbaru memberikan motivasi kepada para siswa kelas XII.
Bakti Sosial di Puskesmas Garuda
Bakti sosial di Puskesmas Garuda diinisiasi oleh Kagama Kedokteran (Kagamadok) Riau. Dipilihnya Puskesmas Garuda mengingat bertambahnya jumlah kasus stunting dari waktu ke waktu.
Dalam kegiatan ini Rektor melihat secara langsung penanganan ibu hamil dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain memberikan alat-alat bantuan kesehatan, Rektor bersama rombongan berkesempatan melihat ruang-ruang pemeriksaan ibu hamil, ruang pemeriksaan kesehatan anak, aula ruang sosialisasi gizi dan lain-lain.
“Saya sungguh mengapresiasi apa yang dilakukan Kagama Kedokteran Riau hari ini dengan mengadakan bakti sosial di Puskesmas Garuda Pekanbaru,” ujar Rektor UGM, di Puskesmas Garuda Pekanbaru, Jumat (14/10).
Menurut Rektor penanganan stunting oleh Puskesmas Garuda bersama Kagama Kedokteran Riau merupakan Langkah yang tepat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia di bidang kesehatan. Indonesia saat ini masih menghadapi masalah terkait ibu hamil.
Menurutnya kematian ibu hamil masih tinggi akibat tidak dilakukan skrining. Oleh karena itu, skrining terhadap ibu hamil menjadi sangat penting.
“Upaya dari Kagamadok (Kagama Kedokteran) Riau ini patut diapresiasi mudah-mudahan bisa diperluas. Tidak hanya ibu hamil tapi juga untuk anak-anak,” ucapnya.
dr. Dedy Khairul Ray, Kepala Puskesmas Garuda Pekanbaru, merasa bersyukur atas kontribusi Kagama Riau dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan stunting. Bersama Kagama menurutnya akan turut membantu meringankan Pemerintah Daerah Riau dalam mengatasi masalah ibu hamil dan stunting.
Dia menjelaskan kasus stunting di Puskesmas Garuda dari waktu ke waktu terus meningkat. Ada sekitar 6 kasus di bulan Agustus 2022 dan kini kasus stunting meningkat menjadi 16.
“Untuk puskesmas yang membawahi tiga kelurahan, Kelurahan Tangerang Tengah, Tangerang Barat dan Wonorejo, kondisi ini tentu perlu mendapat perhatian lebih. Kita upayakan mengerahkan para tenaga ahli gizi dalam mengatasi masalah ini dengan melakukan edukasi pada masyarakat,” katanya.
Bakti Sosial di SMA 8 Pekanbaru
SMA Negeri 8 Pekanbaru merupakan Sekolah Menengah Atas favorit di Pekanbaru. Lulusan siswa SMA ini langganan menembus perguruan tinggi negeri papan atas.
Tidak sedikit setiap tahun siswa-siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru lolos seleksi kuliah di UGM. Data per tahun rata-rata lebih kurang 40 siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru lolos kuliah di UGM melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Melihat data tersebut, Rektor bersama Kagama Riau melakukan kunjungan langsung. Dalam kunjungan seusai meninjau Puskesmas Garuda ini, Rektor melihat langsung lingkungan sekolah, situasi belajar sekaligus berkesempatan memberikan motivasi kepada siswa-siswi kelas XII.
“SMA Negeri 8 ini luar biasa jarak tidak menyurutkan untuk bermimpi tinggi kuliah di UGM dan perguruan-perguruan tinggi favorit lainnya. Saya melihat wajah kalian ini terpancar keinginan untuk meraih yang lebih dan lebih,” ujar Ova Emilia di hadapan para siswa-siswi kelas XII SMA 8 Pekanbaru.
Apapun yang dimimpikan para siswa, kata Rektor, dalam memilih program studi diharapkan sesuai dengan kata hati. Karena semua profesi memiliki peran yang mulia dan bermanfaat nantinya.
Oleh karena itu, sarannya, dalam memilih program studi untuk tidak ikut-ikut teman lainnya. Diharapkan para siswa dan siswi melakukan refleksi tentang keinginan yang akan dipilih.
“Profesi itu bermacam-macam dan UGM itu paling lengkap memiliki 18 fakultas dan 265 prodi. Saya yakin SMA 8 sudah punya trik-trik tapi pesan saya perlu disiapkan untuk dapat mengikuti proses. Percayalah UGM bukan hanya milik Jogja tetapi untuk semua daerah,” jelasnya.
Rektor menambahkan sekitar 29 persen proses seleksi masuk ke UGM terkait untuk keperluan tertentu. Misalnya untuk mereka yang berada di daerah terjauh, daerah-daerah tertentu yang kesulitan untuk bersaing dan lain-lain.
“Saya berharap sekali Riau ini nantinya juga akan menjadi tempat seleksi masuk UGM. Tapi semua ya tergantung Kagamanya,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho