
Sisa peninggalan orang Belanda masih lestari di Desa Girikerto. Salah satunya adalah kebun teh yang berada di Kampung Jamus. Selain kebun teh Jamus, Girikerto juga memiliki destinasi wisata lain yang potensial, seperti Taman Bunga Sumber Koso dan Air Terjun Ondo Rante.
Mengingat hal tersebut maka UGM melalui Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPkM) mengusung desa yang terletak di lereng utara Gunung Lawu ini untuk dijadikan Desa Wisata Girikerto (DeWiGiri) pada 2017. Pasalnya, ketiga pesona Girikerto tersebut terbilang strategis mengingat lokasinya yang berada dalam satu jalur.
Untuk mendukung pengembangan DeWiGiri, mahasiswa KKN PPM UGM J1044 mengajak warga untuk mewujudkan homestay di Desa Girikerto. Kebutuhan akan homestay sesungguhnya sudah mendesak. Hal itu disebabkan selain banyak destinasi wisata, desa ini relatif dekat dengan Ngrambe yang sedang membangun Agro Techno Park (ATP).
Oleh karenanya, mahasiswa KKN-PPM UGM J1044 yang berada di sub-unit Dodokan membuat program pembuatan dan pembimbingan homestay. Program ini berjalan selama 3 minggu, mulai pertengahan Januari 2019 hingga awal Februari 2019. Kegiatannya diawali sosialisasi tentang Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT) terhadap rumah-rumah warga yang akan dijadikan homestay. Sosialisasi dilaksanakan pada saat acara arisan di Padukuhan Dodokan.
Saat ini, mahasiswa KKN PPM UGM berhasil memilih 4 rumah warga di Padukuhan Dodokan yang bersedia untuk dijadikan homestay. Dari keempatnya, hanya satu yang memerlukan pengecatan ulang. “Itu pun kini pengecatan telah selesai bersama pemilik calon homestay,” ujar Moh. Fitriansyah, mahasiswa KKN PPM UGM dari Fakultas Filsafat, Kamis (31/1).
Alasan pemilihan Padukuhan Dodokan menjadi lokasi homestay, menurut Fitriansyah, dikarenakan lokasinya yang dekat dengan ketiga destinasi wisata tadi. “Sebagian homestay menyajikan pemandangan Kebun Teh Jamus tepat di depan rumah. Hamparan kebun teh akan memanjakan indera penglihatan cukup dengan membuka gorden saja,” sebutnya
“Selain itu, Padukuhan Dodokan menyuguhkan pemandangan bagus saat malam hari. Dari sini, bintang-bintang dan cahaya malam Kota Ngawi dapat dinikmati,” tambah Aurizka Marta, rekan KKN Fitriansyah asal Fakultas Hukum..
Aurizka menyatakan bahwa langkah selanjutnya yang masih perlu mereka lakukan adalah pemasangan plang, pemasaran online, dan peresmian calon homestay. “Papan nama dan penunjuk arah menuju homestay merupakan bagian penting. Pemilik homestay masih terus dibimbing, terutama untuk menguasai pemasaran homestay secara daring (dalam jaringan) atau online marketing,” tuturnya.
Menurut Aurizka, rencananya keempat calon homestay tersebut bersama empat homestay lainnya yang telah diinisiasi pada Juli-Agustus 2018 lalu akan diresmikan oleh Bupati Ngawi bersama DPkM UGM. “Kami mengupayakan semua ini karena tergerak oleh kesadaran akan dampak positif yang akan diperoleh masyarakat sekitar sini,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)