UGM menyelenggarakan acara UGM Berpuisi pada Selasa (30/10) malam di Balairung UGM. Acara ini merupakan salah satu mata acara dalam rangkaian Dies Natalis ke-69 UGM. Tema yang diangkat dalam acara ini adalah “Science, Technology, and Culture”. Hal itu sesuai dengan tema Dies Natalis ke-69 UGM, yakni “Keunggulan Inovasi Saintek UGM untuk Persatuan dan Kedaulatan Bangsa”.
Oleh karena itu, puisi yang dibacakan pada malam itu topik yang diangkat tidak jauh dari tema tersebut. Beberapa di antaranya adalah ‘Sabda Semesta’ karya Prof. Arif Budiman, ‘Supramolekul’ karya Prof. Harno Dwi Pranowo, ‘Malam Bersama Andromeda’ karya Dr. Novi Indrastuti,, ‘737 Bukan Wiro Sableng’ karya Suci Kusnanto, ‘Kodrat Alam Semesta’ karya Prof. Cahyono Agus, dan ada juga geguritan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas berpuisi di lingkungan UGM dengan melibatkan segenap tenaga pendidik, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, dan mitra UGM. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Rektor UGM, para guru besar di lingkungan UGM, Dekan, serta beberapa sivitas akademika UGM lain yang lama berkecimpung dalam sastra juga ikut membacakan puisi.
Selain pembacaan puisi, melalui acara ini, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Rektor UGM, juga resmi meluncurkan Antologi Puisi “Kepak Sayap” yang terdiri atas 211 puisi dan ditulis oleh mahasiswa FIB UGM yang terhimpun dalam Sanggar Lincak. Forum UGM Berpuisi yang akan menjadi wadah berpuisi di lingkungan UGM juga diresmikan pada malam itu olehnya.
Panut mengapresiasi penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, kegiatan membaca puisi selaras dengan jati diri UGM, yakni sebagai kampus kebudayaan. Ia berharap kegiatan ini agar dapat berkelanjutan untk ke depannya.
“Dengan puisi jiwa selalu berenergi, dengan puisi kehalusan jiwa-jiwa kita akan semakin bertambah,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)