Sebanyak 11 usaha rintisan atau startup yang mengikuti program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital untuk wilayah DIY berhasil masuk tahap inkubasi setelah sebelumnya telah melalui tahap seleksi Ignition, Networking, Workshop, Hacksprint, dan Bootcamp. “Sebelas startup dengan ide, model bisnis, dan perkembangan yang matang akan segera memasuki tahap inkubasi,” kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada, Dr. Hargo Utomo, M.B.A., M.Com, Kamis (18/10), di kampus UGM.
Menurt Hargo, tahap ini merupakan tahap yang lebih intens bagi para startup untuk merealisasikan idenya. Ini adalah tahapan untuk kita menapak menjadi startup unicorn,” katanya.
Di UGM, program inkubasi Innovative Academy (IA) sudah memasuki angkatan e-6 dan diharapkan menjadi wadah bagi para startup untuk membuat inovasi yang berkelanjutna. “Kita berharap setiap startup mampu memperbaharui ide dan menyempurnakan konsep binisnya menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Sebastian Alex Dharmawangsa, Project Manager Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital sekaligus Head of Outreach Innovative Academy mengatakan tahap inkubasi merupakan tahapan yang paling sulit untuk dilewati para startup. “Namun, setiap startup akan mendapat pendampingan dari mentoring yang berpengalaman,” tambahnya.
Kepala Sekolah Tinggi Multi Media, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Ir. Noor Iza, M.Sc., menuturkan gerakan 1.000 startup diharapkan bisa menumbuhkan perusahaan rintisan yang bisa mendukung program pembangunan nasional nantinya.
Seperti diketahui, bagi startup yang berhasil melewati tahap inkubasi dan sudah mampu menembus pasar akan masuk tahap akselerasi oleh PT. Gama Inovasi Berdikari selaku holding dari startup-startup di bawah Universitas Gadjah Mada. Menurut Direktur PT. Gama Inovasi Berdikari, Triasmono, tim dari 1.000 startup akan mendapat golden tiket untuk masuk ke program akselerasi, “Selama proses akselerasi akan lebih banyak ke arah penyempurnaan bisnis, legal, dan finance,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)