Meskipun dalam masa transisi pandemi Covid-19, Fakultas Pertanian UGM mampu melaksanakan kegiatan Tridarma perguruan tinggi dengan cukup baik dan beragam. Berbagai program dan capaian berhasil diraih Fakultas Pertanian UGM melalui kegiatan akademik dan kemahasiswaan, penelitian, pengabdian masyarakat, kerja sama dan alumni, serta berbagai kegiatan yang lainnya.
Dalam bidang Akademik dan Kemahasiwaan total mahasiswa aktif hingga tahun 2022 sebanyak 3.127 orang terdiri 2.616 mahasiawa sarjana, 416 mahasiawa magister dan 95 mahasiswa doktoral. Proporsi mahasiswa pascasarjana dibanding sarjana sebesar 19,5 persen. Selain itu, seluruh Program Studi telah menjalankan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) dan telah mendapatkan akreditasi BAN-PT dengan predikat A dan Unggul serta 3 Prodi telah memperoleh akreditasi internasional ASIIN.
“Sebanyak 364 mahasiswa atau 13 persen dari student body mengikuti program MBKM. Sementara proses internasionalisasi melalui program transfer kredit sebanyak 39 mahasiswa outbound dan 7 mahasiswa inbound serta 2 mahasiswa asing program degree dan 7 mahasiswa program non degree,” ujar Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, Ph.D., dalam laporannya pada puncak peringatan Dies Natalis ke-76 Fakultas Pertanian UGM, Selasa (27/9).
Pada bidang penelitian, pengabdian masyarakat, kerja sama dan alumni, Jaka Widada menyampaikan jumlah dan sumber pendanaan penelitian di Fakultas Pertanian UGM semakin beragam dengan jumlah judul penelitian lebih dari 200 judul dengan total pendanaan lebih dari 22 miliar rupiah. Penelitian dengan pendanaan multiyear lebih dari 40 judul dengan total pendanaan lebih dari 16 miliar rupiah.
“Pendanaan penelitian mutli years ini berasal dari mitra luar negeri. Universitas, lembaga penelitian dan korporasi dan mitra dalam negeri kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, BUMN, korporasi swasta,” terangnya.
Peringatan puncak Dies-76 Faperta UGM yang dikemas dalam Rapat Terbuka Senat Fakultas yang dipimpin Ketua Senat, Prof.Dr.Ir Susamto Somowiyarjo. Dalam kesempatan ini juga disampaikan orasi ilmiah oleh Dr.Ir. Mohammad Abdul Ghani, MSi, salah satu alumnus Fakultas Pertanian UGM, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Holding).
Swasembada Gula Nasional
Mohammad Abdul Ghani dalam kesempatan ini menyampaikan pokok-pokok pikiran strategis terkait dengan problematika dan upaya pencapaian swasembada gula nasional. Menurutnya, kondisi saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan gula, dimana dua per tiga kebutuhan gula nasional masih dipenuhi dengan cara impor.
“Ada bebarapa permasalahn yang dihadapi antara lain adanya pola penggunaan lahan belum optimal, belum optimalnya tata Kelola PTPN sebagai pelaku industri gula nasional dan efisiensi pabrik yang rendah. Belum lagi soal keterbatasan penggunaan varietas unggul serta formulasi kebijakan pemerintah yang belum menjawab problematika yang ada,” katanya.
Ia menjelaskan PTPN Holding memiliki program strategis dengan target peningkatan produksi gula dari 768 ribu ton gula menjadi 2,1 juta ton/tahun. PTPN Holding sejak berapa tahun terakhir sedang merestrukturisasi industri dan bisnis gula dengan membentuk Sugar Co dimana dalam pendanaan juga mengundang investor swasta.
Sugar Co memiliki rencana strategis untuk membangun pabrik dan perluasan lahan tebu dengan total dana sekitar 19,4 triliun rupiah. Beberapa program strategis Sugar Co antara lain pengembangan tebu rakyat, pengembangan tebu sendiri pada lahan HGU dan modernisasi serta peningkatan kapasitas pabrik gula.
Sedangkan program unggulan yang akan dijalankan mencakup tumpangsari (mixed cropping) tebu dengan komoditas pangan strategis dan diversifikasi produk industri berbahan baku tebu. Melalui model tumpang sari maka akan diperoleh pendapatan tambahan dari produk tanaman lain seperti kedelai selain dari tanaman utama tebu. Demikian juga dengan diversifikasi produk industri, selain gula juga akan dihasilkan berbagai produk seperti molase, ethanol serta bahan baku pupuk organik.
“PTN Holding sejak tahun 2021 bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UGM telah mengembangkan pilot project tumpang sari tebu-kedelai (BULE) berlokasi di PTPN IX, PTN X dan PTPN XI dengan total luas areal 30 ha. Dalam budidaya tebu juga diintroduksi model tanam baru Ring-pit yang memiliki potensi produktivitas 150-200 persen dari produktivitas tebu eksisting,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho