Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) terdiri dari Ferdinan Eka (Geofisika’19), Faiz Indra (PSIK’19), Nadia Safa (PSIK’19), Afif Arrahul (Psikologi’19), dan Sekar Arvianda (Psikologi’20), dengan pembimbing Sutono, S.Kp., M.Sc.,M.Kep., melaksanakan kegiatan pelatihan kesiapsiagaan bencana untuk warga Tirtohargo, Kretek, Bantul pada Jumat (9/9).
Ferdinan Eka selaku ketua tim mengatakan pelatihan kesiapsiagaan bencana meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana alam warga masyarakat Desa Tirtohargo yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Menurutnya pemilihan Desa Tirtohargo sebagai lokasi pelatihan tersebut dikarenakan desa ini memiliki potensi ancaman bahaya bencana gempa bumi dan tsunami. “Desa ini memang sangat rentan terpapar potensi kedua bencana tersebut apabila dilihat dari lokasinya yang berbatasan langsung dengan zona subduksi di selatan Jawa dan dekat dengan zona Sesar Opak,” ujar Ferdinan dalam rilis yang dikirim Rabu (21/9).
Sebagai salah satu upaya mitigasi untuk mengurangi korban jiwa akibat bencana, kegiatan pelatihan yang mereka namakan Gamatirta atau Gerakan Masyarakat Tirtohargo Tangguh diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Desa Tirtohargo dalam menghadapi potensi ancaman gempa bumi dan tsunami melalui FPRB-nya. Dalam kegiatan pelatihan itu, diikuti lebih dari 25 orang kader FPRB yang turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program terdiri dari kegiatan seminar kebencanaan, pelatihan tangguh bencana, dan simulasi tanggap bencana. Selain itu, juga dilaksanakan seperti peninjauan sarana prasarana dan fasilitas papan informasi, plangisasi, dan inventarisasi alat P3K. Lalu, penanaman mangrove massal bersama komunitas mangrove desa setempat, serta pemberian buku saku kebencanaan bagi kader FPRB.
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKKMK UGM, Sutono, M.Sc., mengatakan program penanggulangan bencana saat ini sudah bergeser dari yang semula difokuskan di respons akut menjadi peningkatan mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Sebab, mengacu kepada Sendai Framework, fokus penanggulangan bencana saat ini adalah Disaster Risk Reduction (DRR), dimana program pengurangan risiko bencana menjadi fokus utama dalam penanggulangan bencana. “Bencana mungkin sulit untuk dikendalikan, tetapi kerentanan dapat diintervensi dengan melakukan pemberdayaan dan manajemen kelompok rentan yang baik sehingga nilai kerentanan bisa ditekan serendah mungkin. Sementara itu, kapasitas bisa ditingkatkan dengan peningkatan literasi dan pelatihan sehingga mengurangi dampak risiko,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson