Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia (HIDESI) menggelar kuliah terbuka berjudul “Merengkuh Ke-bhinneka-an Puncak-Puncak Pikiran : Refleksi Nilai-Nilai Simbolik dan Lansekap Kampus UGM di Balairung UGM, Kamis (12/7) malam. Kuliah tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia (HIDESI) sebagai pembuka rangkaian acara Konferensi HIDESI Ke-28.
Bekerja sama dengan Fakultas Filsafat UGM serta Universitas Atma Jaya Yogyakarta, lokasi kegiatan yang akan berlangsung dua hari ke depan akan bertempat di kedua kampus itu. Agenda-agenda sampai Sabtu mendatang berupa diskusi panel yang membahas permasalahan bangsa serta peran HIDESI dalam usaha untuk mengatasinya.
Septiana Dwi Putri Maharani, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerja sama, dan Alumni Fakultas Filsafat UGM, menyebutkan bahwa konferensi tahun ini berpusat pada permasalahan ke-bhinneka-an. Ia berpendapat pemilihan topik tadi disebabkan masalah itu sedang dalam masa krisis di Indonesia. “Sekarang banyak kelompok yang terlalu menekankan kepentingan pribadinya dan lupa akan pluralitas negeri ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Djagal Wiseso Marseno, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, menyatakan bahwa ke-bhinneka-an sebenarnya tak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia. “Bhinneka adalah realitas Indonesia, sebaliknya, tunggal ika adalah sesuatu yang kita upayakan,” tuturnya.
Djagal melanjutkan, sebenarnya Indonesia memiliki Pancasila untuk menjaga ke-bhinneka-an Indonesia. Namun, menurutnya, Pancasila hanya menjadi sebatas ide yang belum banyak diresapi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia menyarankan usaha terus menerus untuk meraih tunggal ika tadi.
Hal itu diafirmasi oleh Septi. Harapannya terhadap konferensi ini, para peserta yang hadir akan menyebarkan pentingnya kesadaran akan ke-bhinneka-an kepada masyarakat luas. Hal itu karena ketika masyarakat sadar akan ke-bhinneka-an maka mereka juga akan sadar bahwa selama ini perbedaan tidak menghalangi untuk hidup berdampingan di negeri ini.
“Untuk itulah konferensi ini terselenggara,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)