Fakultas Kehutanan UGM menyampaikan hasil kajian penguatan sosial masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dalam rangka perbaikan tata kelola lahan gambut untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan pengelolaan hutan sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Hasil kajian tersebut disampaikan dalam konsultasi publik yang dihadiri oleh Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Badan Restorasi Gambut, Perwakilan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, bertempat di UC UGM, Selasa (24/4).
Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Budiadi, S.Hut.,M.Agr.Sc., mengatakan kajian naskah akdemik ini merupakan kumpulan hasil temuan lapangan yang dilakukan dalam dua tahun terakhir. “Tim dari UGM bekerja sudah cukup lama menggali informasi dan hasil kajian di lapangan,” kata Budiadi.
Ia menyebutkan ada tiga hasil penting yang ditemukan tim UGM terhadap fakta masyarakat yang tinggal di sekitar hutan lahan gambut. Penguatan sosial masyarakat yang tinggal di sekitar hutan perlu dilakukan lewat penguatan di bidang kelembagaan ekonomi, penguatan sdm, serta memperkuat struktur ekonomi masyarakat. “Penguatan sosial ekonomi ini memerlukan kerja sama antara pengusaha, pemerintah dan antar masyarakat,” katanya.
Salah satu anggota tim peneliti, Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut. M.Sc., menuturkan meski di sekitar hutan lahan gambut sudah banyak program pemberdayaan yang sudah dilakukan berbagai kelembagaan, kementerian, LSM dan swasta, namun belum sepenuhnya mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat secara optimal. “UGM menyodorkan alternatif konsep yang diyakini menuntun arah yang jelas yang semestinya dilakukan dengan pendekatan multidisipliner,” ungkapnya.
Menurutnya, yang sering muncul di wilayah hutan lahan gambut adalah dampak dari kebakaran hutan yang menyebabkan kerugian dari sisi investasi, kesehatan dan lingkungan. “Kebakaran akan terus berulang apabila kita tidak menyelesaikan simpul permasalahannya, tidak cukup menyediakan pompa dan sumur bor, bila pembangunan desa di sekitar hutan itu tidak berjalan,” katanya.
Untuk meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar hutan hutan perlu didorong lewat usaha produktif dan ramah lingkungan serta penguatan modal sosial agar masyarakat bisa menghadapi gangguan tindakan membakar hutan untuk membuka lahan.
Tahapan penguatan sosial tersebut dapat dilakukan lewat penguatan biofisik, penguatan mata pencaharian, peningkatan kapasitas sdm, penguatan kelembagaaan dan infrastruktur. “Penyiapan dan penguatan SDM dapat dilakukan lewat sekolah lapangan dengan pendanaan secara fleksibel dan berkepanjangan, “katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Indroyono Susilo, mengapresiasi hasil kajian tim UGM untuk perbaikan sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan. Menurutnya, kegiatan kajian tata kelola lahan gambut ini sudah dirintis sejak 2015 bekerja sama dengan APHI untuk menurunkan angka kebakaran hutan. Alhasil, setiap tahun kebakaran hutan makin berkurang. “Tahun ini kita harapkan semakin berkurang lagi, apalagi ada kegiatan Asian Games di Jakarta dan Palembang, kita berusaha mengawasi agar tidak terjadi kebakaran hutan. Kita ingin mendorong masyarakat untuk ikut serta menjaga dan mengelola lahan gambut ini,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)