Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan empat kabupaten, yakni Kabupaten Sigi Selatan, Sulawesi Tengah; Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur; Kabupaten Sumba Timur, NTT; Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan mitra, PT Mustikatama Grup. Kerja sama ini dilaksanakan untuk mendukung program pembangunan daerah tertinggal di Indonesia. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh Rektor UGM dengan para Bupati dari masing-masing kabupaten yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT), Samsul Widodo, di sela-sela kegiatan Diskusi Publik yang bertajuk Optimalisasi dan Revitalisasi Kabupaten Daerah Tertinggal Melalui Pengembangan Potensi Lokal yang berlangsung di ruang Balai Senat, Sabtu (24/3).
Ruang lingkup kerja sama untuk tiga kabupaten, yakni Sigi Timur, Sumba Timur, dan Timur Tengah Selatan meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara untuk Kabupaten Bondowoso, kerja sama meliputi bidang pengembangan SDM, pengabdian kepada masyarakat dan pemanfatan Iptek.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan UGM sejak dulu memiliki komitmen untuk mendukung percepatan pembangunan bangsa melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.“Sebagai universitas kerakyatan, kita ingin agar kesejahteraan meningkat melaui kebijakan pemerintah untuk membangun Indonesia dari daerah pinggiran, terluar dan terdepan,” katanya.
Menurut Rektor umumnya daerah yang berada di daerah terluar dan terdepan memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, namun memiliki keterbatasan SDM sehingga diperlukan pendampingan teknokrasi dari perguruan tinggi agar pengembangan sumber daya bisa menjadi optimal. “Sudah menjadi tugas akademisi untuk memberikan arahan perencanaan agar siklus ekonomi berjalan dengan baik dan lancar,” ungkapnya.
Rektor menilai bangsa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi cukup kompetitif di dunia, namun sistem produksi yang ada di dalam negeri belum begitu berkembang maju. “Kita harus memperkuat proses produksi agar perdagangan kita semakin maju. Jika sudah maju maka kesejahteraan masyarakat sudah pasti akan meningkat,” paparnya.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT), Samsul Widodo, mengatakan upaya pengembangan masyarakat ekonomi di daerah tertinggal juga dilakukan dengan pemanfaatan platform digital untuk menjembatani pemasaran produk hasil pertanian dan perikanan. “Paradigmanya kita menyiapkan market dulu, baru hulunya digarap belakangan,” katanya.
Menurut Dirjen pihaknya sudah menggandeng beberapa pengembang aplikasi digital untuk membantu warga masyarakat yang ingin menjual langsung produk pertanian. Beberapa platform digital yang digandeng, seperti kitabisa, limakilo, growpal, dan regopantes. Ia pun akan mengajak para kepala daerah untuk memanfaatkan platform digital yang sudah ada ini agar petani tidak lagi menjual hasil panennya lewat para tengkulak. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)