Kesenjangan antara perkembangan kognitif-psikososial dan kematangan fisik-seksual menyebabkan risiko munculnya masalah perilaku seksual pada remaja disabilitas intelektual (DI). Risiko tersebut diperparah dengan rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan seksual remaja DI.
“Intervensi berupa pendidikan kesehatan seksual diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual serta mencegah terjadinya masalah perilaku seksual pada remaja disabilitas intelektual,” kata Atin Nur Chamidah, Rabu (31/8) saat ujian terbuka Program Doktor FK-KMK UGM.
Oleh sebab itu, Atin melakukan penelitian untuk mengembangkan model edukasi kesehatan seksual untuk remaja DI sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan mencegah permasalahan perilaku seksual pada remaja DI. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh model tersebut terhadap pengetahuan kesehatan seksual dan perilaku seksual remaja DI.
Ada pun program yang dikembangkan dalam penelitian ini dinamai Eksis (Edukasi Kesehatan Seksual Disabilitas). Media edukasi yang dikembangkan dalam bentuk aplikasi Android dan program dilengkapi dengan modul untuk guru, serta instrumen evaluasi pengetahuan dan perilaku seksual remaja DI.
“Hasilnya terbukti model program Eksis efektif dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual remaja disabilitas intelektual usia 15-18 tahun. Namun, disisi lain belum memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku seksual,”paparnya.
Penulis: Ika