Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, mengutarakan bahwa pengembangan teknologi harus dijalankan dengan tetap memperhatikan aspek etika.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Fakultas Teknik UGM pada Jumat (23/2) di Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM.
“Ketika belajar mengenai ilmu teknik di dalamnya ada isu etika, isu moral, dan isu sosial. Teknologi telah berkembang dengan begitu cepat, tetapi ada tanggung jawab etika yang harus juga diantisipasi,” ujar Pratikno.
Ia menuturkan, revolusi industri 4.0 menimbulkan disrupsi di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu teknologi yang sangat berkembang hari ini adalah inovasi mesin cetak 3 dimensi yang bisa mencetak berbagai macam benda, mulai dari produk pakaian, furnitur, hingga membentuk organ tubuh dengan menggunakan sel-sel hidup.
Tidak hanya itu, printer 3 dimensi ini juga bisa mencetak senjata rakitan berbahan plastik yang tidak terdeteksi oleh mesin deteksi logam yang menjadi prasarana keamanan di berbagai tempat publik. Hal ini menimbulkan ketakutan dari berbagai pihak yang khawatir bahwa alat ini bisa disalahgunakan untuk orang-orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan perbuatan kriminal. Hal ini ia sebut sebagai paradoks dalam teknologi.
“Di dalam setiap teknologi memang ada paradoks. Di satu sisi banyak manfaat yang diperoleh, tapi juga ada risiko-risiko yang harus dikelola,” jelas mantan rektor UGM ini.
Karena itu, kepada para mahasiswa teknik yang nantinya akan turut ambil bagian dalam perkembangan teknologi ke depan, ia mengingatkan agar para mahasiswa membekali diri dengan karakter yang luhur serta etos kerja yang baik, agar inovasi yang dihasilkan adalah inovasi yang membawa pengaruh baik bagi masyarakat.
“Teori dasar itu baik, tapi karakterlah yang membuat kita berubah. Saya harap mahasiswa UGM menjadi pembelajar cerdas yang kuat,” kata Pratikno.
Kuliah umum yang diadakan oleh Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi ini diadakan sebagai salah satu cara untuk menjawab perkembangan zaman ketika interaksi antara berbagai bidang studi semakin kuat.
“Perguruan tinggi memang harus mengikuti tuntutan industri dan bagaimana mempersiapkan lulusan kita dengan kompetensi yang diperlukan. Di samping ilmu teknik yang kuat, juga perlu wawasan luas karena kita berada dalam era saat teknik tidak dapat bekerja sendiri, harus berkolaborasi dengan bidang lain,” ujar Ketua Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi yang diperlukan, sebelumnya para mahasiswa juga telah mendapat kuliah dari akademisi serta praktisi di bidang-bidang lain seperti kebijakan publik, hukum, kewirausahaan, dan bidang-bidang lainnya. Melalui bekal tersebut, mahasiswa diharapkan dapat berperan dan berkontribusi dalam penyelesaian berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat. (Humas UGM/Gloria)