Puluhan foto yang memuat sosok Prof. Sardjito dipamerkan di Balairung UGM pada Senin(22/1) hingga Kamis (25/1) mendatang.
Pameran foto ini diselenggarakan sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan sosok Sardjito yang mengabdikan dirinya untuk berjuang merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, termasuk dengan mendirikan UGM sebagai universitas nasional pertama di Indonesia.
“Perjuangan yang ditempuh oleh Sardjito pada awal kemerdekaan merupakan hal yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, kita perlu lebih mengenal sosok beliau melalui pameran ini,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., saat membuka pameran ini.
Dalam pameran ini ditampilkan 34 foto, beberapa dokumen penelitian dan penghargaan Prof. Sardjito, serta video Risalah Sardjito yang merangkum catatan perjalanannya sebagai seorang pejuang, ilmuwan, dan budayawan.
Panut memaparkan, sosok dokter yang lahir di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada 13 Agustus 1891 ini menunjukkan peran yang besar dalam revolusi fisik dan revolusi pendidikan di Indonesia. Berbagai dokumen sejarah dan piagam penghargaan atas namanya menjadi sebagian bukti atas perjuangan beliau.
“Foto-foto ini menampilkan betapa besar kontribusi beliau sehingga layak apabila beliau kita usulkan sebagai pahlawan nasional,” tuturnya.
Dokter lulusan Sekolah STOVIA Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam ini memang cukup banyak terlibat dalam perjuangan kebangsaan. Pada masa revolusi fisik, Sardjito menyuplai obat-obatan pada para gerilyawan meski harus menembus medan perang. Tidak hanya itu, ia juga membuat berbagai vaksin anti infeksi untuk para pejuang dan tentara Indonesia. Berkat kegigihannya, banyak pejuang Indonesia yang terselamatkan.
Sebagai seorang dokter, ia juga telah melakukan berbagai penelitian penting terkait berbagai penyakit. Calcusol sebagai obat batu ginjal menjadi dedikasi lain Sardjito untuk kesehatan masyarakat. Sementara itu, dedikasinya dalam bidang pendidikan terlihat dalam pendirian UGM yang kemudian melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang bekerja bagi kepentingan nasional.
“Perjuangan beliau di bidang pendidikan sangat luar biasa, dan melaluinya kemudian muncul tokoh-tokoh di bidang sains, teknologi, seni, dan bidang lainnya yang dihasilkan oleh UGM yang berperan besar melanjutkan perjuangan mencapai kesejahteraan Indonesia,” imbuh Panut.
Atas kontribusi tersebut, Sardjito menerima beragam penghargaan mulai dari Bintang Gerilya, Bintang Mahaputra tingkat III, Satya Lancata Pejuang Kemerdekaan, hingga Bintang Kehormatan Tingkat II. Pada tahun ini, Sardjito juga akan diusulkan menjadi pahlawan nasional.
“Sebenarnya tahun 2012 juga pernah diusulkan menjadi pahlawan nasional. Besok Kamis kita mengadakan seminar regional untuk kembali memperjuangkan Sardjito sebagai pahlawan nasional,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.A(K).
Ia menuturkan, Sardjito adalah seorang ilmuwan pejuang dan pejuang ilmuwan. Karena itu, melalui pameran foto, seminar, serta pengusulannya sebagai pahlawan nasional, diharapkan lebih banyak masyarakat yang mengenal sosok dan teladan beliau dan ikut meneruskan perjuangan serta dedikasinya bagi bangsa Indonesia. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)