Ribuan orang mengikuti kegiatan Nitilaku dengan berjalan kaki dari pagelaran Keraton Yogyakarta menuju Kampus UGM di Bulaksumur pada hari Minggu (17/12). Kegiatan Nitilaku ini bertujuan untuk mengenang sejarah berdirinya UGM dan mengenang sumbangsih keraton sebagai tempat perkuliahan di saat awal kampus UGM berdiri.
Sedikitnya 7.000 orang berkumpul di halaman alun-alun utara, mereka terdiri dari berbagai kelompok dan berbagai komunitas, para mahasiswa dan dosen, alumni, hingga ikatan pelajar dan mahasiswa berbagai daerah yang tengah menimba ilmu di Yogyakarta. Bahkan, tiga orang Menteri yang merupakan alumni ikut hadir, yakni Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono,serta Gubernur Jawa Tengah sekaligus ketua PP Kagama, Ganjar Pranowo.
Para peserta Nitilaku kali ini mengenakan busana di era masa-masa perjuangan dan tidak sedikit yang menggunakan busana khas daerah masing-masing. Seperti Rektor UGM, Panut Mulyono, dan Retno Marsudi mengenakan pakaian ala pejuang kemerdekaan, lalu Budi Karya Sumadi mengenakan baju khas Madura. Sementara Basuki Hadimulyono dan Ganjar Pranowo kompak mengenakan baju adat Jawa.
Para peserta Nitilaku dilepas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang disaksikan oleh Ketua Pengurus Pusat Kagama, Ganjar Pranowo, Menteri Basuki Hadilumyono, Retno Marsudi dan Rektor UGM, Panut Mulyono, di halaman alun-alun utara.
Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pidato sambutannya mengatakan kegiatan Nitilaku dilaksanakan untuk mengenang kembali masa-masa pendirian UGM sekaligus mengingatkan pada para alumni untuk tidak melupakan peran almamater yang mendidik mereka selama duduk di bangku kuliah. “Peristiwa ini sangat penting karena kita dibesarkan hingga bisa menjadi ‘orang’ seperti sekarang ini karena peran UGM,” katanya.
Sri Sultan juga mengingatkan agar para alumni untuk terus berkiprah memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi bangsa dan negara. “Kita bisa berbuat sesuatu tidak hanya bagi bangsa tapi juga bagi UGM,” katanya.
Rektor UGM, Panut Mulyono, mengatakan kegiatan Nitilaku rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka menyemarakkan kegiatan Dies Natalis. “Tiap tahun kita melakukan Nitilaku untuk mengenang sumbangsih Sri Sultan HB IX meminjamkan pagelaran ini sebagai tempat perkuliahan. Dengan suasana keterbatasan ketika itu, UGM tetap mampu melahirkan tokoh nasional yang hebat,” katanya.
Sementara Ketua PP Kagama, Ganjar Pranowo, menyampaikan ada sejarah panjang yang tidak bisa dilupakan bagi banyak orang tentang peran keraton dalam mendukung pendirian kampus UGM. “Poros dari Sitihinggil menuju (Bulaksumur) UGM ini, ada semangat perjuangan yang luar biasa,”katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)