Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Dies Natalis UGM tahun ini juga dimeriahkan dengan kegiatan sepeda jarak jauh yang diikuti puluhan sivitas akademika UGM. Kali ini, rute yang dipilih adalah jalur Pangandaran-Yogyakarta sejauh 333 km.
“Tahun ini rutenya 33 km lebih panjang dari sebelumnya. Kami memilih Pangandaran sebagai titik pemberangkatan karena ini lokasi yang belum pernah dicoba dalam event gowes Dies. Selain itu, Pangandaran juga merupakan objek wisata yang sangat menarik,” ujar Koordinator Gowes Dies ke-68 UGM, Iswandi.
Sebanyak 45 peserta Gowes dari UGM berangkat dari titik pemberangkatan di Pangandaran pada Jumat, 15 Desember, dan akan tiba di UGM pada hari Minggu mendatang. Selain peserta dari UGM, kegiatan ini juga meibatkan komunitas pesepeda dari kota-kota yang dilewati, yaitu komunitas dari Pangandaran, Purwokerto, Purworejo, dan Wates.
“Event gowes tahun ini terasa lebih meriah karena bekerja sama dengan banyak komunitas pesepeda. Di samping 61 peserta dari UGM yang berangkat baik dari Pangandaran maupun Pekalongan, ada peserta pengombyong dari komunitas Pangandaran sebanyak 30 pesepeda, komunitas Purwokerto 30 pesepeda, komunitas Purworejo 10 orang, komunitas Wates 15 orang, dan pengombyong dari UGM 20 orang,” imbuh Iswandi.
Kegiatan bersepeda jarak jauh yang diikuti oleh sivitas akademika UGM ini telah dimulai sejak tahun 2013 dengan mengambil rute Surabaya-Yogyakarta. Kegiatan serupa kemudian diadakan kembali di tahun 2014 dengan rute Bandung-Yogyakarta dan pada tahun 2015 lalu mengambil rute Malang-Yogyakarta, sedangkan pada tahun silam mengambil rute Jepara-Yogyakarta.
Iswandi menambahkan, setiap rute yang dilewati dari tahun ke tahun masing-masing memiliki ciri tersendiri yang membuatnya unik, terutama dari komposisi tanjakan dan turunannya. Karena mengambil start pada daerah pantai yang memiliki ketinggian permukaan tanah rendah, rute gowes kali ini memiliki tanjakan yang lebih dominan daripada turunan.
“Terlebih lagi rute ini melewati 2 waduk yaitu Waduk Kubangkakung di Cilacap dan Waduk Sempor di Kebumen, jadi pasti rutenya tidak datar,” tuturnya.
Meski demikian, para peserta tetap antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Bagi para peserta, kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk meningkatkan kebugaran sekaligus refreshing dari rutinitas kerja, meningkatkan minat berolah raga, serta menjalin komunikasi dengan banyak komunitas pesepeda. Hal positif lain adalah menjalin silaturahmi dengan KAGAMA di daerah-daerah yang dilewati melalui acara malam keakraban yang diselenggarakan di sela kegiatan gowes. (Humas UGM/Gloria)