
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) tahun ini kembali mengadakan kegiatan Nitilaku Perguruan Kebangsaan (NPK) untuk ke-enam kalinya. Nitilaku adalah pawai budaya sebagai simbol sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta dan pindah ke Balairung. Sepanjang perjalanan dari Keraton hingga Balairung panitia menghadirkan panggung-panggung kebudayaan dari seluruh Indonesia. Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis Universitas Gadjah Mada ke-68 ini akan diselenggarakan pada 17 Desember 2017.
Ketua Panitia Nitilaku Perguruan Kebangsaan 2017, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc. Ph.D., mengatakan tahun ini Nitilaku bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang mengnyinergikan potensi UGM, masyarakat, swasta dan pemerintah. Unsur-unsur sejarah perjuangan dan kebangsaan serta keberagaman nusantara menjadi elemen utama dalam tiap turunan kegiatan Nitilaku. Ia menjelaskan tahun ini kegiatan Nitilaku akan diikuti kurang lebih 7.000 peserta.
“Para peserta pawai akan menggunakan kostum dengan tema perjuangan dan kostum adat dari seluruh Indonesia,” tutur Hendrie, Selasa (5/12) malam.
Hendrie menerangkan bahwa sepanjang perjalanan dari Pagelaran Keraton Yogyakarta hingga Balairung, Gedung Pusat UGM para peserta dan masyarakat akan disuguhkan oleh 20 panggung yang didirikan untuk memeriahkan acara. Panggung-panggung itu akan menampilkan kesenian tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, sesampainya di Lapangan Pancasila UGM, para peserta Nitilaku masih akan disuguhkan dengan 5 panggung yang menyajikan 21 penampil dari berbagai kesenian.
“Para penampil merupakan mahasiswa, perwakilan dari fakultas, alumni, berbagai komunitas, hingga masyarakat sekitar,” ujar Hendrie.
Ketua Pengurus Pusat KAGAMA yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP., mengatakan bahwa Kagama akan terus mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan UGM, salah satunya ikut berperan dalam agenda setiap Dies Natalis UGM . Hal itu sebagai pengabdian KAGAMA terhadap universitas.
Menurut Ganjar, kegiatan Nitilaku ini dapat mengangkat sejarah masa lalu, mengangkat kearifan lokal juga dapat menghidupkan seni dan budaya khususnya yang ada di Yogyakarta. Nitilaku akan menjadi kegiatan yang menarik sebagai bertemunya alumni yang berpartisipasi untuk menunjukkan kepada masyarakat tentang pengabdian alumni di berbagai sektor selama ini. “Kacang mangsa ninggal lanjaran, harapannya kegiatan ini dapat menunjukkan bahwa Kagama tidak lupa atas peran universitas terhadap segala pencapaian yang diraih oleh para alumni saat ini,” ujar Ganjar. (Humas UGM/Catur)