Indira Wibowo, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UGM, dinobatkan sebagai Duta Wisata Nasional dalam ajang pemilihan yang diadakan Kementerian Pariwisata pada Sabtu (2/12) lalu.
Ia meraih gelar ini setelah melewati proses seleksi yang dimulai dari pemilihan di tingkat kabupaten dan provinsi, hingga akhirnya bisa berkompetisi di tingkat nasional dan bersaing dengan duta wisata perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia.
“Awalnya saya ikut di Klaten dan dapat juara 1, lalu di tingkat provinsi saya juga terpilih menjadi Mas dan Mbak Jawa Tengah. Tapi saya tidak menyangka akhirnya bisa terpilih jadi duta wisata Indonesia,” ujarnya saat diwawancara Rabu (6/12).
Tidak hanya itu, kemenangannya menjadi sesuatu yang tidak ia sangka karena sebagai mahasiswa Teknik Kimia ia tidak memiliki latar belakang akademik yang berkaitan dengan dunia pariwisata.
Indira menuturkan, sebelum dinobatkan menjadi Duta Wisata Nasional ia dan kontestan lainnya mengikuti serangkaian proses penilaian, seperti pertunjukan bakat, tes akademik, wawancara, serta presentasi mengenai objek wisata di daerah yang mereka wakili maupun tentang pariwisata secara umum di Indonesia.
“Selama seminggu kita mengikuti karantina dan proses penilaian oleh juri-juri dari Kementerian Pariwisata, Asosiasi Duta Wisata, budayawan, serta pemerhati pariwisata,” jelasnya.
Keikutsertaannya dalam pemilihan duta wisata ini berawal dari keinginannya untuk memperkenalkan pariwisata yang ada di daerahnya. Indonesia, menurutnya, memiliki segudang potensi wisata yang masih belum dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sendiri maupun masyarakat internasional.
“Tempat wisata di Indonesia bukan hanya Bali. Di daerah-daerah lain masih banyak tempat wisata yang layak dikunjungi para wisatawan, dan saya ingin bisa mengenalkan itu,” ujarnya.
Selain gelar, pengalaman ini memberikan banyak hal bagi Indira. Berkat keikutsertaannya dalam kompetisi ini, menurut Indira, ia bisa menjalin relasi dengan para duta wisata dari berbagai daerah dan mendengar cerita-cerita menarik tentang daerah mereka masing-masing.
Sebagai duta wisata nasional, ia pun ingin mengajak pemuda-pemudi Indonesia di berbagai daerah untuk turut mengambil bagian sebagai duta wisata dengan caranya masing-masing, dengan memanfaatkan setiap media yang ada saat ini.
“Tidak perlu selempang atau gelar untuk menjadi seorang duta wisata. Kita masing-masing bisa mempromosikan potensi wisata yang ada di daerah kita sendiri,” kata Indira.
Meski dalam waktu dekat ia sudah harus memulai tugasnya sebagai duta wisata, mahasiswi semester 5 ini tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa di UGM. Karena itu, ia berkomitmen untuk tetap menjalankan studinya dengan sebaik mungkin selagi menjalankan tugas bagi promosi pariwisata Indonesia selama setahun ke depan.
“Sebagai Duta Wisata saya harus mengikuti banyak aktivitas di Bali, tapi saya memilih untuk tetap tinggal di Jogja agar bisa tetap kuliah, dan baru ke luar kota jika ada aktivitas yang harus saya ikuti,” ujarnya.
Di tengah upayanya untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut, ia berharap dapat menjadi ikon bagi pemuda-pemudi Indonesia yang peduli dan bangga terhadap pariwisata nasional, agar jumlah wisatawan domestik dan mancanegara di tahun mendatang bisa terus meningkat. (Humas UGM/Gloria)