
Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD., meraih gelar doktor honoris causa bidang kesehatan dari Coventry University di Inggris, Selasa (21/11) atas kontribusi dalam menginisiasi sistem jaminan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Mantan Dekan Fakultas Kedokteran UGM yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jendral Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) ini menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar kehormatan doktor HC dari Converty University. Gelar tersebut diraih sebagai bentuk pengakuan atas komitmen Ghufron dalam peningkatan mutu kesehatan di Indonesia dengan membangun sistem jaminan kesehatan masyarakat yang mudah diakses dan membidani lahirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Ghufron mengaku bersyukur dan bangga atas pemberian gelar doktor HC tersebut. Dia berharap capaian ini dapat menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi muda. Tak hanya itu juga diharapkan bisa mendorong lebih banyak lagi lahirnya ilmuan dan tenaga kesehatan Indonesia berkelas dunia serta meningkatkan kerja sama dengan pusat-pusat inovasi kesehatan dunia.
“Semoga bisa memberi inspirasi bagi anak-anak muda bahwa Indonesia masih tetap dan semakin bersinar di peta ilmuawan kesehatan dunia,” tuturnya dalam pesan tertulis (27/11).
Ghufron mengungkapkan sejak kecil dirinya ingin menjadi dokter karena menyadari mahalnya biaya berobat ke dokter. Karenanya setelah menyelesaikan pendidikan dokter, dia pun lebih memilih menekuni bidang pembiayaan dan manajemen asuransi kesehatan dibanding mengambil pendidikan dokter spesialis. Dia memiliki keinginan untuk bisa membangun sistem jaminan kesehatan yang memungkinkan masyarakat kurang mampu dapat mengakses fasilitas kesehatan yang berkualitas.
Sebelum adanya BPJS, Ghufron telah merancang sistem pembiayaan dan manajemen asuransi kesehatan di UGM melalui pembentukan klinik kesehatan kampus ‘Gadjah Mada Center Health Center (GMC HC)’. Di sana mahasiswa UGM dapat berobat dan mendapatkan layanan preventif seperti fitness center. Adapun basisnya berupa asuransi dan pembiayaan yang dibayarkan secara iuran oleh mahasiswa.
Di tingkat daerah Ghufron menginisasi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda ) DIY. Selanjutnya program tersebut diadopsi di tingkat nasional menjadi Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamksemas) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Program tersebut mulai diimplementasikan ketika dirinya menjabat Wakil Menteri Kesehatan di era Kabinet Indonesia Bersatu II.
Tidak berpuas diri dengan capaian yang telah diraih di bidang kesehatan dan pendidikan, Pria kelahiran Blitar, 17 Mei 1962 ini menyampaikan ingin merambah bidang ekonomi. Menurutnya terdapat tiga sektor utama dalam membangun bangsa yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Hubungan ketiganya sangat erat, masyarakat sulit sehat jika hidup dalam kebodohan dan kemiskinan. Harapannya tiga sektor ini bisa berjalan baik, sehat, terdidik, dan sejahtera kehidupannya,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika)