Sebagai usaha untuk menjelaskan kembali pentingnya sastra dan seni untuk mengasah budi dan kecendekiaan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4 dan Lomba Sastra dan Seni UGM 2017. Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA., mengatakan acara ini diselenggarakan sebagai usaha menghadirkan kembali sastra dan seni di ranah kehidupan sosial. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai salah satu langkah nyata FIB UGM untuk memberikan ruang ekspresi kepada para pelaku sastra dan seni agar terus berkarya. Di samping itu, Anugerah Sastra dan Seni UGM juga ditujukan untuk memicu kemballi gairah bersastra-seni sebagai salah satu alternatif sarana mengasah budi dan kecendikiaan.
“Ini merupakan bentuk kontribusi dan komitmen UGM terhadap perkembangan sastra dan budaya di Indonesia,”kata Wening kepada wartawan di R. Fortakgama UGM, Kamis (9/11).
Dalam kesempatan tersebut, Wening didampingi Dr. Sudibyo, M.Hum. (Perwakilan Panitia Malam Anugerah Sastra), dan Popi Irawan (Humas dan Kerja Sama FIB UGM)
Lomba Sastra dan Seni UGM 2017 mengangkat tema “Revitalisasi Penghargaan Terhadap Perbedaan”. Tema tersebut diangkat untuk mengingatkan kembali realitas bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa plural yang memiliki sejarah panjang dan menghargai keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam beberapa aspek tersebut, toleransi terhadap perbedaan sangat kental dalam berkehidupan.
Wening menyebutkan bahwa Lomba Sastra dan Seni dalam rangka Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4 ini telah berhasil menjaring 2.149 karya sastra dan seni. Jumlah tersebut termasuk beberapa kategori yang dilombakan, yakni puisi, cerpen, fotografi, film pendek, penulisan meme, dan kritik sastra. Menurut Wening, terjadi peningkatan jumlah peserta dari kompetisi sebelumnya.
“Setidaknya para juri butuh waktu sekitar sebulan untuk menyeleksi karya-karya terbaik pada masing-masing kategori,” ujar Wening.
Wening menjelaskan untuk karya puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra akan dibukukan dalam bentuk antologi. Tiap kategori akan dibuat buku antologi sendiri. Sementara itu, untuk karya terbaik pada kategori fotografi dan meme akan dipamerkan pada acara malam puncak penganugerahan. Selain itu, akan dilakukan screening film untuk pemenang pada kategori film pendek di acara malam puncak.
Dari ribuan karya yang masuk nantinya akan dipilih pemenang pada tiap-tiap kategori yang akan diumumkan pada Malam Puncak Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4, Jumat (10/11) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri. Acara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc. Selain itu, pada malam puncak tersebut akan dilakukan orasi budaya oleh sastrawan, Prof. Dr. Budi Darma, M.A. dan pembacaan puisi Kedung Darma Romansha. Di samping orasi budaya budaya dan pembacaan puisi, pada acara Malam Puncak Anugerah Sastra dan Seni UGM 2017 akan disuguhkan penampilan pentas “Goro-Goro Diponegoro” oleh kelompok seni Mantradisi, Voice of Citizen, dan Rampoe UGM. (Humas UGM/Catur)