Fakultas Kedokteran UGM memulai perannya sejak kemerdekaan hingga didirikannya gedung fakultas kedokteran pada tahun 1982 untuk mendukung kelancaran pendidikan kedokteran. Sejarah Republik Indonesia telah mencatat bahwa Fakultas Kedokteran UGM merupakan embrio lahirnya Universitas Gadjah Mada, dan menjadi salah satu fakultas kedokteran tertua di Indonesia.
“Sebagai institusi pendidikan kedokteran tertua di Indonesia, secara khusus Fakultas Kedokteran UGM berusaha untuk mengumpulkan dan menyusun kembali informasi, data maupun fakta dari berbagai sumber primer maupun sekunder untuk menuliskan buku sejarah Fakultas Kedokteran UGM,” kata Dekan Fakultas Keokteran, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD, di gedung theater Lantai 2 Perpustakaan FK UGM, Rabu (1/11).
Berbicara pada talkshow, launching dan bedah buku Sejarah Fakultas Kedokteran UGM 1946 – 2016, Ova Emilia mengatakan buku sejarah menjadi catatan penting dan menarik atas potret besar proses perkembangan pendidikan kedokteran Indonesia. Buku Sejarah Fakultas Kedokteran UGM 1946 – 2016 diharapkan menjadi dokumen narasi sejarah perjalanan panjang pembentukan embrio pendidikan kedokteran mulai dari School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), sebuah pendidikan dokter jawa di Batavia yang selanjutnya menjadi Nederlansch Indische Artsen School (NIAS) sampai dengan proses pendirian Fakultas Kedokteran UGM.
“Dengan melibatkan ahli sejarah, buku sejarah fakultas ini menjadi lebih lengkap karena sebelumnya sudah ada 2 buku yang memang sudah memulai penulisan buku perjalanan sejarah FK UGM,” ujar Ova Emilia.
Selaku inisiator dan penulis utama buku, Ova menambahkan motivasi penulisan buku sangat sederhana yaitu untuk bisa melangkah ke depan sehingga fakultas harus mengakar kuat. Sivitas akademika harus tahu asal muasal fakultas kedokteran berdiri.
“Dengan mengerti tentu menjadikan kita mengapresiasi betapa sulitnya sebuah profesi yang dikatakan mulia, dokter berjuang untuk menegakkan pendidikan di negara ini,” tambahnya.
Prof. Dr. dr. H. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT-KL(K), salah satu pelaku sejarah, mengatakan pendirian STOVIA tentu ada maksud untuk kepentingan masyarakat Eropa waktu itu. Pendirian pendidikan dokter waktu itu melibatkan peran Prof. Dr. Sardjito, yang mendirikan pendidikan dokter di Klaten, pindah ke Mangkubumen dan terakhir di Sekip.
Baha’uddin, M.Hum (Sejarawan FIB UGM) mengungkapkan Buku Sejarah Fakultas Kedokteran UGM 1946 – 2016 menjadi buku sejarah pertama yang ditulis karena beberapa perguruan tinggi lain belum melakukan. Meski berliku, sejarah ini dinilai lengkap dari awal sampai akhir.
“Hanya saja ada beberapa catatan bagi sejarawan, buku dinilai belum ada prolog dan epilognya. Perlu sebuah prolog sehingga pembaca nanti tidak langsung berhadapan dengan substansi, namun ada sebuah pengantar yang memandu pembaca untuk memahami kira-kira kerangka konseptual historisnya seperti apa,” ucap Baha’uddin. (Humas UGM/ Agung)