
Dua alumni UGM menyampaikan pesan-pesan kepada para calon wisudawan UGM Program Pascasarjana untuk memiliki kepercayaan diri dan integritas dalam berkiprah di tengah masyarakat.
“Kita harus memiliki kepercayaan diri untuk bisa sukses. Harus rendah hati, tapi jangan rendah diri, yakin bahwa apa yang kita miliki bisa berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain,” ujar Deputi Kepala BATAN Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, Dr. Hendig Winarno, M.Sc.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Pembekalan Calon Wisudawan Program Pascasarjana, Selasa (17/10) di Grha Sabha Pramana. Dalam upacara wisuda yang berlangsung Rabu hingga Kamis besok, Rektor UGM akan mewisuda 2.178 lulusan program magister, spesialis, dan doktor.
Dalam kesempatan ini, Hendig mengisahkan perjalanan kariernya selepas lulus dari UGM hingga dipercaya menduduki jabatan deputi di BATAN. Hal ini, menurutnya, adalah buah dari perjuangan panjang yang ia lakukan. Kepercayaan ini, ujarnya, hanya bisa didapat dengan memberikan kinerja yang terbaik dalam setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan.
“Dalam segala hal kita harus buat sesempurna mungkin. Jangan asal jadi saja,” imbuhnya.
Untuk menghasilkan kinerja yang baik, menurutnya, para lulusan harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, termasuk memiliki komitmen untuk melakukan apa yang harus dilakukan meski tidak ada orang lain yang melakukannya, serta tidak melakukan apa yang tidak sepatutnya dilakukan meski orang-orang lain mungkin melakukannya.
Ia mengkritik sikap banyak pejabat pemerintah yang tidak memiliki integritas dan tidak memberikan teladan yang baik bagi masyarakat. Karena itu, ia berharap lulusan UGM dapat menjunjung integritas dan membangun budaya yang baik untuk mendukung kemajuan bangsa.
“Integritas harus jadi nomor satu. Mari kita memiliki sikap yang baik, lalu tularkan itu ke orang lain maka niscaya Indonesia akan menjadi negara yang maju,” kata Hendig.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama alumnus Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya ini cukup ternama di bidang paleoantropologi setelah menghasilkan banyak karya tulis ilmiah termasuk buku bertajuk Trilogi Sangiran yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah keberhasilannya dalam merekonstruksi tulang manusia purba menjadi sosok yang utuh.
Kepada para calon wisudawan ia mengisahkan bagaimana ia mengawali kariernya di bidang paleoantropologi dengan perasaan minder dan takut karena merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup. Namun, apa yang ia kerjakan justru mendapat penilaian yang baik hingga ia diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi.
“Setelah beberapa waktu saya diberi beasiswa selama 60 bulan untuk kuliah S2 dan S3. Saya cukup kaget ketika diberikan kesempatan seperti ini, tapi melalui beasiswa saya bisa semakin mendalami bidang yang saya senangi ini,” ujarnya.
Ia pun berpesan agar para wisudawan dapat melangkah ke dunia kerja dengan percaya diri berbekal kemampuan yang mereka peroleh selama kuliah, dan menggunakan kemampuan tersebut untuk kepentingan bangsa dan negara. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)