Tim Gadjah Mada Inovasi Teknologi (GAMA Ina-TEK) UGM sebagai salah satu pusat unggulan IPTEK di UGM baru saja menyelesaikan misi dalam International Standard Organization (ISO) General Assembly Meeting, 19 September lalu di Berlin, Jerman. Acara ini dihadiri 300 delegasi dari 100 negara di dunia.
Ketua Tim GAMA Ina-Tek, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menuturkan misi utama GAMA-Ina-TEK UGM di Berlin adalah untuk mempromosikan dan membagi pengalaman serta keberhasilan dalam membuat standardisasi internasional sistem peringatan dini bencana longsor berbasis masyarakat.
“Hal ini ternyata sangat diapresiasi dalam pertemuan tingkat dunia tersebut sebagai model atau sistem yang perlu direplikasi di seluruh dunia,”papar Dwikorita, Minggu (24/9).
Menurut Dwikorita, Indonesia dipandang sangat penting dalam General Assembly tersebut karena merupakan negara berkembang pertama yang berhasil menciptakan standardisasi internasional di bidang sistem peringatan dini bencana.
Dengan kondisi tersebut, imbuh Dwikorita, perlu dikembangkan turunan dari standardisasi sistem yg sudah dikembangkan ini dengan membuat standardisasi internasional yang baru untuk 2 hal penting, yaitu proses dan produk yang mendukung terimplementasikannya sistem peringatan dini longsor berbasis masyarakat.
“Dua poin di atas adalah sarana penting untuk ikut mengendalikan dan memimpin pasar global di bidang teknologi kebencanaan yang pada akhirnya akan menjaga kedaulatan dan kepemimpinan kita di pasar global,”katanya.
Menurut Dwikorita untuk menguatkan daya saing global atas sistem, proses, dan produk teknologi tersebut hilirisasi belum cukup dan perlu dikembangkan berbagai standar internasional yang menjadi rujukan dunia sekaligus menjadi instrumen kekuatan daya saing global.
Harapannya produk riset strategis di Indonesia akan makin banyak yang mampu menjadi rujukan dunia bahkan merajai pasar dunia. Untuk itu, dukungan kebijakan dan fasilitasi dari pemerintah sangat dibutuhkan.
“Keberhasilan sistem peringatan dini bencana longsor sebagai rujukan standar dunia adalah berkat dukungan kuat dan fasilitasi dari UGM beserta pemerintah, yaitu dari Badan Standardisasi Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) serta didukung oleh Tahir Foundation-UGM Professorship Chair Program,”pungkasnya. (Humas UGM/Satria)