Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda sebanyak 1.718 lulusan program Sarjana dan Diploma, terdiri 1.143 lulusan S1 dan 575 lulusan Diploma di Grha Sabha Pramana, Kamis (24/8). Wisuda kali ini merupakan prosesi wisuda yang dilaksnakan selama dua hari berturut-turut dimana sehari sebelumnya UGM telah mewisuda 1.729 orang wisudawan. Pada periode wisuda kali ini, sebanyak 16 orang dari negara asing, 352 orang penerima beasiswa bidikmisi dari program Sarjana dan 112 wisudawan dari program Diploma, serta 88 orang dari program Sarjana dan 80 orang dari program Diploma yang berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan selepas lulus para wisudawan akan mengikuti para jejak alumni UGM yang terdahulu untuk terjun di masyarakat, bekerja di tempat dan bidang yang akan dipilih sehingga merasakan langsung berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat. Tantangan yang dihadapi para lulusan perguruan tinggi menurut Rektor adalah ketatnya persaingan di dunia kerja dan kemampuan berinteraksi dengan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. “Dalam kondisi seperti itu, setiap orang dituntut mengambil sikap, sebagai lulusan UGM, sikap yang kita ambil harus berakar pada nilai luhur bangsa ini, Pancasila,” ujarnya.
Ia berpesan agar para wisudawan selalu menggelorakan semangat Pancasila di tengah ancaman dari pihak atau kelompok yang ingin memecah belah bangsa. Menurutnya Pancasila bukan sekedar sebuah semboyan atau hapalan teks belaka, tetapi sebagai suatu semangat dan nilai yang harus dijiwai dalam menuntun setiap langkah dan tindakan kita. “Semangat Pancasila harus lebih nyaring digaungkan, lebih tegas dan lebih nyata dipraktikkan,” paparnya.
Rektor mengajak wisudawan juga tidak takut untuk beranjak dari kenyamanannya demi memikirkan persoalan yang lebih besar. Menurutnya sudah banyak akademisi dan intelektual di negeri ini tidak hanya berteori dan berwacana, tetapi bersungguh sunguh berjuang dengan mendedikasikan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dengan membuat inovasi. “Bangsa ini membutuhkan beragam inovasi untuk menjadikan negara ini setara maju dengan negara lain di dunia,” pungkasnya.(Humas UGM/Gusti Grehenson;Foto:Rabbani)