
Fakultas Ilmu Budaya(FIB) UGM dan keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) menggelar kegiatan lomba sastra dan seni yang bertajuk revitalisasi penghargaan terhadap perbedaan. Tujuh macam kategori yang diperlombakan, yakni lomba penulisan puisi,cerpen,kritik sastra,fotografi,penulisan meme, pembuatan film durasi 10 menit dan lomba pembuatan profil Fakultas FIB dengan durasi 7 menit. Lomba terbuka untuk umum ini memperebutkan hadiah total ratusan juta rupiah. Namun, untuk mengikuti perlombaan ini naskah atau materi lomba harus diunggah terlebih dahulu di media sosial sebagai syarat keikutsertaan. Batas akhir pengumpulan naskah 30 september dan pengumuman pemenang dilaksanakan pada Malam Anugerah Sastra dan Seni ke-4 di PKKH UGM pada 9 November. Untuk informasi mengenai perlombaan bisa diakses di www.fib.ugm.ac.id.
Ketua Panitia perlombaan, Dr.Aprinus Salam, mengatakan lomba karya sastra dan seni sudah dilaksanakan sejak 2012 silam. Namun, kegiatan ini tidak dilaksanakan setiap tahun. Terhitung dua tahun terakhir, penghargaan anugerah sastra dan seni ditiadakan. Namun, tahun ini digelar kembali dengan menggandeng Kagama. Di setiap even perlombaan dilaksanakan jumlah peserta yang mendaftar cukup banyak bahkan diikuti para sastrawan dan seniman yang sudah memiliki nama besar. Adanya dukungan dari Kagama, menurut Aprinus Salam, kegiatan ini bisa dilaksanakn setiap tahun bahkan bisa memberikan jumlah nominal hadiah yang jauh lebih besar. “Juara pertama di setiap kategori kita beri masing-masing Rp10 juta,” kata Aprinus kepada wartawan,Jumat (18/8), di ruang multimedia Gedung Margono FIB UGM.
Sekjen Kagama, Dr. Ari Dwipayana, mengatakan alasan Kagama mendukung kegiatan perlombaan seni dan budaya untuk mendorong reputasi UGM tidak hanya dikenal di bidang sains dan sosial humaniora namun juga di bidang seni dan budaya. “Kita ingin UGM tidak hanya dikenal dari ilmu teknik, fisipol, dan hukumnya saja tapi budayawan dan satrawan yang memiliki reputasi yang nasional dan internasional,”ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Dr Paripurna, mengapresiasi kegiatan penghargaan karya sastra dan seni semacam ini. Menurutnya, ajang penghargaan sastra semacam ini akan mendorong para sastrawan dan seniman lebih giat lagi dalam menghasilkan karya yang lebih baik dan berkualitas. “Kami yakin ajang ini ke depan bisa menjadi tradisi untuk bisa menghidupkan gairah para sastrawan dan seniman,”paparnya.
Dekan FIB, Dr Wening Udasmoro, mengatakan penghargaan sastra dan seni kali ini mengangkat tema soal multikuturalisme, kulturalisme dan revitalisasi terhadap perbedaan. Tema tersebut menekankan pentingnya kita menghargai sebuah perbedaan. Alasan panitia mengambil tema tersebut, menurut Dekan, adanya keprihatinan terhadap degradasi bahasa dalam ruang interaksi di media sosial dengan menurunnya etika berbahasa yang sopan dan santun.”Dalam ruang virtual kita ada semacam degradasi bahasa, kita ingin mendorong semua orang untuk menggunakan bahasa dengan baik, salah satunya lewat karya sastra,”katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)