
UGM menerima kunjungan dari 24 pimpinan universitas serta pejabat pemerintah dari 19 negara anggota Asian Productivity Organization (APO), Kamis (10/8). Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan UGM khususnya dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan dalam upaya mencapai peringkat sebagai perguruan tinggi yang berkualitas secara nasional maupun global serta berdaya saing.
Peserta kunjungan ini berasal dari berbagai negara di Asia, seperti Banglades, Cina, India, Fiji, Iran, Jepang, Korea Selatan, serta Filipina. Kunjungan ini dilakukan oleh para peserta internasional sebagai bagian dari Workshop on Productivity Measurement in the Higher Education Sector yang diselenggarakan oleh APO yang berkedudukan di Jepang dengan bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Dalam kesempatan ini, empat perwakilan dari UGM berkesempatan untuk menyampaikan presentasi mengenai pencapaian serta rencana kerja UGM, yaitu Kepala Kantor Urusan Internasional, Dr. I Made Andi Arsana, yang memberikan presentasi mengenai pelaksanaan urusan internasional di UGM, Kepala Badan Penerbit dan Publikasi, Widodo, S.P., M.Sc., Ph.D. tentang publikasi ilmiah, serta Kepala Kantor Jaminan Mutu, Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A. yang berbicara mengenai kualitas akademik.
Selain itu, presentasi mengenai inovasi akademik disampaikan oleh Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. Ia memaparkan berbagai strategi yang ditempuh UGM dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kualitas demi berkontribusi pada kemajuan bangsa.
“Saat ini ada gap antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia, khususnya dalam kontribusi terhadap pengembangan teknologi. Melihat hal ini, UGM berusaha untuk menjembatani celah tersebut melalui inovasi,” ujarnya.
Ia menyebutkan, beberapa inovasi yang telah dikerjakan oleh UGM diantaranya dengan membangun kerja sama dengan pihak industri untuk membangun science technopark serta teaching factory, mengembangkan program internasional untuk meningkatkan kualitas dan reputasi internasional, serta mendorong kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan semangat socio-enterpreneurship.
“Kualitas dari sebuah perguruan tinggi bukan hanya dilihat dari hasil riset para lulusannya, tapi juga mempertimbangkan dampak sosial dari universitas. Hal-hal yang kami kerjakan adalah cara kami untuk menjawab tantangan serta persoalan yang ada di masyarakat,” ucapnya.
Presentasi yang disampaikan oleh empat perwakilan ini mendapat apresiasi dari para peserta. Mereka tidak sekadar penyimak pemaparan dari para pemateri tapi juga sempat menanyakan beberapa strategi UGM yang ingin mereka pelajari lebih lanjut.
“Kami telah mendapat begitu banyak hal di sini. Saya berterima kasih kepada para pembicara yang telah membagikan pengetahuan serta praktik-praktik terbaik yang dikerjakan universitas ini,” ujar salah satu peserta dari Sri Lanka. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)