Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) kembali membuka pendaftaran peserta Angkatan ke-3 bagi 40.000 mahasiswa. Pada program kali ini melibatkan 128 mitra baik dari perusahaan maupun institusi dengan membuka sebanyak 36.203 lowongan yang bisa diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kepala Program MSIB, Tutus Kusuma, mengatakan dalam MSIB angkatan ke-3 ini pihaknya membuka 11.967 program magang dan 24.236 program studi independen. Lalu membuka 1.769 posisi magang dan 139 proyek studi independen.
“Nantinya akan ada 3.679 mentor dalam MSIB Angkatan ke-3 ini dan juga melibatkan 12 12 Kementerian/Lembaga, 9 BUMN, serta 7 yayasan,”terangnya dalam MSIB Fair: Road to Festival Kampus Merdeka, Selasa (5/7) di Grha Sabha Pramana UGM.
MSIB Fair berlangsung selama dua hari mulai 5-6 Juli 2022 di GSP UGM. Menghadirkan lebih dari 25 perusahan mitra dari berbagai sektor antara lain perusahan teknologi, startup, BUMN hingga Kementerian. Dalam pameran ini para mitra diberikan kesempatan melakukan pitching terkait program yang ditawarkan bagi mahasiswa.
Ia menyebutkan mahasiswa nantinya dapat memilih program mana yang akan diikuti. Dalam program magang sebagian besar dilaksanakan secara luring dan didorong menerima mahasiswa lokal. Sementara studi independen dirancang bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa dengan prioritas pada skill teknologi digital.
“Tantangan saat ini, program MSIB dua angkatan trennya memang naik, tapi hanya berpusat di Pulau Jawa. Harapannya nanti bisa mengakomodasi mahasiswa di daerah Indonesia Timur dan Indonesia Utara,”ucapnya.
Kegiatan MSIB dapat diikuti oleh mahasiswa program sarjana minimal semester lima serta mahasiswa vokasi yang minimal berada di semester 3 untuk program D2, semester empat untuk program D3, dan semester lima untuk program D4.
Sebelumnya, Plt. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menyampaikan MSIB merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan Kemendikbudristek. Program ini bertujuan memberikan pengalaman belajar di luar kampus bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan memperkuat kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
“MSIB memungkinkan dilaksanakan lintas prodi sehingga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk bisa memberikan pengakuan kredit bagi mahasiswa yang mengikuti program tersebut,”tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa perguruan tinggi dituntut mampu bergerak cepat dalam menghadapi dinamika sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknologi yang sengat cepat. Perguruan tinggi diharapkan bisa melakukan berbagai transformasi untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan adaptif menghadapi situasi yang sangat dinamis.
“Program ini memberikan kemampuan, kompetensi, dan bekal bagi mahasiswa di kemudian hari. Karenanya kami tunggu partisipasi mahasiswa mengikuti program ini,”katanya.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja, mengatakan di masa depan kebutuhan akan tenaga trampil, kreatif, inovatif, berjiwa kepemimpinan banyak dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri. Soft skill tersebut yang tidak didapatkan di dalam kampus bisa diperoleh di luar kampus salah satunya lewat program MSIB. MSIB merupakan program yang ditujukan untuk mencetak lulusan sarjana dan sarjana terapan unggul dan kompeten sehingga nantinya diharapkan dapat bersaing di tingkat global.
“Mahasiswa perlu diberikan kegiatan yang bisa memacu penguasaan softskill. Pembelajaran luar kampus ini bisa didapatkan salah satunya melalui MSIB . Harapannya mahasiswa bisa menjadikan MISB proses menuju sukses dan mengambil banyak pengalaman dan bekal,”katanya.
Dirjen Perumahan Kemnterian PUPR, Irwan Supriyanto, menyambut baik program MSIB dalam rangka meningkatkan SDM yang siap terjuan di dunia kerja. Kementerian PUPR dipercaya menjadi salah satu mitra pelaksanaan MSIB. Ada empat bidang yang dijalankan dalam program ini. Salah satunya pengembangan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam program ini membuka peluang untuk diikuti minimal 112 mahasiswa.
Berikutnya, pendampingan perumahan susun yang melibatkan minimal 25 mahasiswa. Lalu, pembangunan rumah khusus korban bencana bagi 15 mahasiswa. Selanjutnya, pendampingan peningkatan kualitas dan pemberdayaan rumah swadaya dalam penanganan kemiskinan ekstrem membuka peluang bagi 627 mahasiswa.
“Jadi, kami mengundang sebanyak 779 mahasiswa yang sebagian besar dari Fakultas Teknik seperti arsitek, sipil, dan lingkungan. Namun masih terbuka peluang bagi jurusan lain seperti karena kebutuhan akan pendampingan masyarakat,”paparnya.
Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Supriyadi, menyampaikan program MSIB Fair diselenggarakan untuk mempererat hubungan antara UGM sebagai pelaksana kampus merdeka pada para mitra. Selain itu juga sebagai ajang untuk mensosialisasikan program kepada mahasiswa.
“Dengan pelaksanaan MSIB Fair ini diharapkan nantinya para pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa dapat bertemu langsung dengan para mitra usaha sehingga bisa tune in memahami pentinya program ini. Kami yakin kegiatan ini bisa memberikan manfaat yang luar biasa bagi perkembangan mahasiswa menjadi calon SDM bertalenta dan unggul di masa datang,”ucapnya.
Penulis: Ika
Foto: Firsto