Epilepsi atau banyak dikenal sebagai ayan adalah gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak. Epilepsi menyebabkan seseorang mengalami kejang secara berulang. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Atitya Fithri Khairani MSc. Sp.S(K), dari Departemen Neurologi FK-KMK UGM dalam Bincang-bincang Santai RAISA Radio pada Kamis, (23/6).
“Jadi di dalam otak itu antara sel satu dan sel lain ada kelistrikannya yang menghubungkan satu sama lain, ketika epilepsi, terjadi kelistrikan yang berlebihan,” ujar Atitya.
Kejang dapat ditandai dengan beberapa hal seperti berdebar-debar, pusing, terasa kram dan tidak enak di bagian perut. Namun, ada juga yang tiba-tiba jatuh tanpa gejala awal.
“Kalau ada gejalanya, kita bisa mengamankan penderita terlebih dahulu agar ia bisa kejang di tempat yang aman. Jika tiba-tiba jatuh, penanganannya berbeda dan harus lebih hati-hati dan harus selalu didampingi agar mendapatkan penanganan yang tepat,” tutur Atitya
Penyebab epilepsi menurut Atitya bermacam-macam, pertama murni karena kelistrikan yang berlebihan, yaitu ada kelainan keseimbangan neurotransmitter sehingga terjadi kelistrikan yang berlebih. Kedua, karena terdapat penyebab di balik kelistrikan tersebut.
“Terutama pada usia dewasa, kita harus mencari penyebab kelistrikan berlebih itu apa. Penyebabnya bisa karena stroke atau bisa karena tumor otak. Ternyata kejang itu merupakan salah satu gejala dari tumor otak itu bisa saja,” tuturnya.
Atitya menjelaskan pertolongan pertama yang dapat kita lakukan jika ada seseorang yang mengalami kejang adalah amankan dulu penderitanya. Hal tersebut misalnya memberikan alas, bantal, jaket, atau kain yang tebal untuk melindungi bagian kepala penderita. Selain itu, kita harus menyingkirkan benda tajam atau cairan yang berbahaya untuk memastikan daerah sekitarnya aman. Selanjutnya, jangan memegang atau menahan penderita agar berhenti kejang karena kejang akan berhenti dengan sendirinya. Kita juga harus menghindari memasukkan benda apapun ke dalam mulut penderita misalnya sendok karena hal ini akan menyebabkan terjadinya fraktur. Terakhir, kita bisa melonggarkan pakaian di sekitar leher dan memberikan minyak kepada penderita kejang.
“Kejang sebagian besar terjadi selama dua sampai tiga menit. Kalau lebih dari limat menit, kita harus membawanya ke rumah sakit karena risiko kerusakan otaknya menjadi lebih besar jika semakin lama,” ujar Atitya.
Penulis: Desy