RS UGM menerima akreditasi paripurna bertepatan dengan ulang tahun ke-4 dan grand opening, Rabu (2/2). Dengan akreditasi ini maka RS UGM menjadi rumah sakit akademik pertama yang memperoleh akreditasi paripurna diantara 24 rumah sakit akademik dibawah Kemenristek.
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Ainun Naim, Ph.D, mewakili menteri, menyambut baik pemberian akreditasi ini. Ia berharap dengan akreditasi ini bisa ditularkan ke universitas-universitas lain di Indonesia.
“Memang pada waktu itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membangun RS di 24 universitas. Alhamdullilah, UGM yang pertama mendapatkan akreditasi paripurna. Mudah-mudahan akreditasi dan kinerja ini segera bisa ditularkan ke universitas lain. Karena ini memang bagian tugas kita bagaimana memeratakan layanan pendidikan termasuk di bidang kesehatan ke universitas-universitas di seluruh Indonesia,” kata Ainun Naim, di RS UGM, Rabu (2/3).
Ainun Naim mengakui sektor kesehatan, terlebih bidang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, memiliki peran yang sangat vital dalam kemanusiaan. Dilihat dari berbagai indeks terkait dengan kualitas hidup manusia dan pembangunan manusia, maka sektor kesehatan selalu ada di dalamnya.
Demikian pula dalam perekonomian, sektor kesehatan termasuk di dalamnya. Melihat negara-negara tetangga, seperti Malaysia, mereka mengembangkan industri kesehatan. Sebagai industri, maka hal itu tidak hanya terkait dengan pelayanan kemanusiaan namun sudah menjadi sektor ekonomi.
“Singapura sudah jelas. Australia juga, tidak hanya kesehatan di Australia melihat pula pendidikan sebagai komoditas sehingga menterinya pun dinamakan menteri pendidikan dan pariwisata,” papar Ainun.
Menurut Ainun perencanaan pembangunan termasuk di negara-negara maju, sektor kesehatan dan iptek di bidang pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama dan penting. Oleh karena itu, sudah tepat apabila universitas atau dunia pendidikan memberikan perhatian besar pada pengembangan rumah sakit.
Prof. dr. Arif Faisal, Sp. Rad (K), DHSM, selaku Direktur Utama RS UGM, mengatakan puncak kerja besar Rumah Sakit UGM tahun 2015 adalah pelaksanaan survei akreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang telah terakreditasi JCI. Tepat di akhir tahun 2015, KARS menetapkan RS UGM terakreditasi paripurna.
“Prestasi yang membanggakan karena RS UGM merupakan pertama yang terakreditasi. Yang lebih membanggakan terakreditasi paripurna,” kata Arif Faisal.
Tahun 2016, RS UGM akan menyelesaikan pembangunan dua gedung di sisi timur. Dengan demikian, RS UGM nantinya akan memiliki tambahan 140 tempat tidur sehingga di tahun 2017 nanti jumlah total tempat tidur yang tersedia sebanyak 250 unit. Dari sisi kunjungan pasien, RS UGM mengalami peningkatan lebih dari 100 persen. Tahun 2015, komposisi pasien 50 persen pasien umum dan 50 persen pasien BPJS Kesehatan.
“Dengan kepesertaan BPJS yang terus meningkat maka maka komposisi pasien di RS UGM tahun 2017 akan menjadi 100 persen BPJS,” imbuh Arif Faisal. (Humas UGM/ Agung; foto: Budi)