Pada perusahaan disarankan untuk peduli dengan lokus kendali eksternal dan internal karyawannya, karena akan membantu untuk mengetahui kenapa karyawan berperilaku tertentu. Lokus kendali menjadi faktor penting dalam mengevaluasi pelamar kerja selama masa perekrutan dan seleksi.
Demikian dikatakan Siti Djamilah, SE., M.Si saat melaksanakan ujian terbuka program doktor ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Kamis (17/12). Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya didampingi tim promotor Prof. Dr. Djamaludin Ancok, Dr. T. Hani Handoko, MBA dan Dr. BM. Purwanto, MBA mempertahankan disertasi berjudul Pengembangan dan Validasi Ukuran Etika Kerja Islami dan Pengujiannya Pada Model Hubungan Etika Kerja Islami Dengan Anteseden dan Konsekuensi Perilaku Kewargaan Organisasional.
Menurut Siti Djamilah perusahaan menerima pelamar kerja yang mempunyai lokus kendali tinggi (lokus kendali internal) akan menghasilkan etika kerja Islami pekerja yang tinggi pula. Perusahaan dapat meningkatkan etika kerja Islami pekerjanya melalui peningkatan sikap pekerja yang berupa cinta uang dengan cara mengadakan pelatihan tentang bagaimana mengelola uang/ gaji yang diterima. Selain itu, dilakukan pelatihan emotional spiritual quotient (ESQ) tentang mindset yang benar tentang uang dan harta, menyelenggarakan seminar motivasi tentang kebutuhan berprestasi (achievement) serta pelatihan tentang motivasi diri.
“Perusahaan perlu memberikan pekerjaan yang menantang dan diminati pekerjanya, sehingga pekerja merasa teridentifikasi dengan pekerjaannya yang berarti mempunyai sentralitas pekerjaan yang tinggi,” kata Siti.
Karena itu, dari penelitian ini, Siti Djamilah menyarankan penelitian kedepan perlu mempertimbangkan variabel anteseden dan konsekuensi etika kerja Islami yang lain, contoh keterlibatan kerja, religiosity, kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Penelitian kedepan perlu mempertimbangkan longitudinal study, sehingga dapat diketahui stabilitas etika kerja Islami para pekerja muslim. (Humas UGM/ Agung)