Mahasiswa Program Doktor Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM, Iwan Purnawan, melakukan penelitian terkait pengaruh Terapi Spiritual Auditorik Dreamer (TSAD) sebagai Complementary and Alternative Medicine terhadap biomarker stres (Cortisol) pasien di Intensive Care Unit.
Ia menyebutkan, stres merupakan permasalahan yang biasa dialami oleh pasien ICU, dan stresor yang paling banyak ditemui pada pasien ICU adalah nyeri. Penggunaan obat-obatan sebagai terapi standar dianggap kurang optimal karena hanya berfokus pada aspek fisik.
“Stres maupun nyeri membutuhkan penanganan yang serius. Stres dan nyeri berkontribusi terhadap keterlambatan proses penyembuhan, peningkatan komplikasi, dan memperpanjang length of stay pasien ICU,” paparnya dalam Ujian Terbuka Program Doktor yang diselenggarakan secara daring, Rabu (30/3).
Ia melanjutkan, stres dan nyeri memicu aktivitas saraf simpatik dan kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon-hormon stres seperti cortisol dan aldosterone. Keberadaan hormon-hormon tersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, dan resistensi sistemik.
Kondisi ini apabila dibiarkan dapat meningkatkan beban jantung dan menurunkan sirkulasi darah sehingga berdampak negatif bagi tubuh secara keseluruhan. Meski demikian, menurutnya penanganan stres dan nyeri pasien ICU hingga saat ini masih belum optimal.
Pasien masih mengalami ketidaknyamanan baik fisik maupun psikis selama di ICU meskipun telah mendapatkan manajemen nyeri yang sesuai standar. Hal ini diduga karena fokus penanganan pasien ICU lebih kepada aspek fisik dibandingkan aspek lain seperti psikologis dan spiritual.
“Manusia adalah mahluk multidimensi yang membutuhkan pendekatan holistik. Nyeri bukan hanya terkait pengalaman sensori nosiceptif tetapi juga berkaitan dengan motivasi dan komponen psikologis,” imbuhnya.
Complementary and Alternative Medicine, terangnya, adalah pelengkap terapi konvensional. Kombinasi terapi konvensional dan CAM diharapkan mampu menghasilkan efek sinergis yang dapat meningkatkan efektivitas terapi konvensional.
Terapi Spiritual Auditorik Dreamer (TSAD) sendiri merupakan bentuk dukungan spiritual yang dikembangkan dan diuji efektivitasnya dalam penelitian ini. Model terapi ini mengkombinasikan beberapa terapi yang pada penelitian sebelumnya telah terbukti memberikan efek positif bagi kesehatan fisik maupun psikis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh TSAD terhadap kadar cortisol saliva, nyeri, frekuensi nadi dan nafas, MAP, dan saturasi oksigen pasien ICU.
“Penelitian dilakukan di ICU RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto pada bulan Mei hingga Juni 2021, dengan melibatkan 86 pasien ICU yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol,” terang Iwan.
Dari penelitian ini, ia menyimpulkan bahwa TSAD memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar kortisol saliva dan nyeri pasien ICU. TSAD tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap frekuensi nadi, nafas, saturasi oksigen, dan MAP pasien ICU.
Penulis: Gloria