Program literasi media efektif meningkatkan kompetensi literasi media dan mengurangi niat merokok pra-remaja. Hal tersebut disampaikan Nurjanah, SKM, M.Kes saat ujian terbuka program doktor FKKMK UGM, Senin (21/3).
Nurjanah mempertahankan disertasi berjudul Media Literasi Untuk Mencegah Perilaku Merokok Pada Praremaja. Dalam ujian tersebut ia menyampaikan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukannya program literasi media terbukti bisa mencegah perilaku merokok remaja.
“Penelitian ini menemukan bahwa literasi media dapat menurunkan sikap, ekspektasi hasil merokok, dan niat merokok. Literasi media harus diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dasar, misalnya pada jam “literasi” yang sering diterapkan
sebelum pelajaran reguler,” jelasnya.
sebelum pelajaran reguler,” jelasnya.
Topik periklanan di kelas, lanjutnya, dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam program pencegahan merokok berbasis sekolah di masa yang akan datang. Literasi media ini penting karena anak-anak terpapar iklan, promosi, dan sponsor rokok dari berbagai media. Sementara itu siswa di sekolah dengan kepadatan iklan rokok luar ruang sedang dan tinggi memiliki kemungkinan 2,16 kali lebih besar untuk merokok.
“Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang banyak pengaruh iklan, promosi dan sponsor rokok yang tinggi membutuhkan kompetensi literasi media,” kata dosen Fakultas Kesehatan Udinus ini.
Dalam penelitiannya dilakukan intervensi literasi media untuk pencegahan merokok pada remaja yang terdiri dari lima film animasi dan buku dengan tema Keren Tanpa Rokok, Tak Mau Terjebak, Adiksi Nikotin, Sedikit juga Berbahaya, Vape, dan Sayang Ayah.
Penulis: Ika