Taukah kamu, bau mulut ternyata juga ada yang disebabkan oleh faktor bawaan dari tubuh itu sendiri. Hal ini kemudian tergantung kepada sifat daripada ludah kita. Dokter gigi sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Dr. drg. Bambang Priyono, S.U., mengatakan bahwa orang dengan jumlah produksi air ludahnya sedikit punya kemungkinan untuk bisa bau mulut.
Jadi, walaupun gigi sudah disikat secara rutin dan sudah kelihat bersih sekalipun, bau mulut juga masih bisa muncul karena faktor produksi air ludah yang sedikit. Oleh karena itu, drg. Bambang menyarakan untuk turut menyikat lidah disamping menyikat gigi itu sendiri.
“Karena ludah sedikit, mulut kemudian sering kering, dan terjadilah bau mulut. Untuk menguranginya (bisa) dengan menyikat lidah. (Oleh sebab itu) pada waktu kita menyikat gigi, kita sebaiknya juga menyikat lidah,” tegas Dr. drg. Bambang Priyono, S.U. dalam webinar ‘Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka Dies Natalis ke-74 FFKG UGM’ yang diunggah ke kanal Youtube UGM FKG pada, baru-baru ini.
Langkah Menghilangkan Bau Mulut Secara Umum
Ada berbagai macam penyebab bau mulut. Faktor yang dijelaskan di atas, produksi air ludah yang sedikit, hanya salah satunya saja. Selain itu, bau mulut juga disebabkan oleh penumpukan sisa makanan di permukaan gigi yang tidak dibersihkan, kerusakan pada gigi (karies gigi), dan lain sebagainya.
Untuk menghilangkannya, dokter gigi sekaligus dosen FKG UGM, drg. Fania Chairunisa, MPH, mengatakan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui penyebab bau mulut itu sendiri. Jika terjadi penumpukan makanan di permurkaan gigi, maka menyikat gigi dapat menjadi solusinya.
Akan tetapi, jika setelah menggosok gigi mulut masih bau, maka tindakan selanjutnya adalah memeriksakan gigi ke dokter. Hal ini guna untuk mengidentifikasi adanya kerusakan gigi dan lain sebagainya. Dengan dibawa ke dokter gigi, maka tindakan (pengobatan) pun dapat dilakukan seperti ditambal, dicabut, dll.
“Kalau gigi kita itu sehat, tidak ada yang rusak, nanti bau mulut itu akan hilang juga,” terang drg. Fania dalam webinar yang sama.
Penulis: Aji