Dokumen pegangan pentas sangat dibutuhkan seorang calon dalang, yakni seseorang yang masih dalam taraf belajar untuk menjadi dalang. Kebutuhan ini dalam rangka menyiapkan ataupun melaksanakan pentas. Dokumen yang singkat namun memenuhi kebutuhan pentas ini biasanya disusun seseorang yang sangat menguasai pengetahuan perihal cerita wayang dan perihal aturan pentas wayang kulit. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pengetahuan perihal cerita wayang dan perihal aturan pentas wayang kulit tersebut dapat diwujudkan dalam perangkat lunak dan dikembangkan menjadi suatu sistem penyusun dokumen.
“Sistem berbasis komputer ini dapat dimanfaatkan oleh calon dalang untuk menghasilkan dokumen pegangan pentas,” kata Surjono pada ujian terbuka program Pascasarjana Fakultas Teknik UGM, Sabtu (29/8).
Surjono mengatakan sistem pembangkitan cerita penyusun Balungan+ adalah perangkat lunak hasil penelitian yang dapat menyusun Balungan+ dengan berbagai macam alur cerita, dalam cerita Arjunawiwaha. Balungan+ adalah dokumen pegangan pentas calon dalang untuk pentas wayang semalam suntuk Gagrak Yogyakarta.
“Pengetahuan cerita dan aturan pentas Arjunawiwaha diperoleh melalui proses bedhah cerita dan bedhah pentas wayang kulit Gagrak Yogyakarta dan sistemnya dikerjakan menggunakan bahasa pemrograman LISP,” katanya.
Dalam disertasinya berjudul “Pengembangan Sistem Pembangkitan Cerita Penyusun Balungan+ Pentas Wayang Kulit Gagrak Yogyakarta Studi Kasus Cerita Arjunawiwaha”, Surjono menambahkan pengembangan penghitungan bobot informasi suatu Balungan+ menghasilkan bobot informasi masing-masing tiga unsur pentas dan entropi informasi Balungan+. Data unsur pentas yang tertulis di Balungan+ meliputi gendhing, sulukan dan cepeng sabet.
Hasil penelitian yang dilakukan Surjono terungkap bahwa sistem pembangkitan cerita penyusun Balungan+ berhasil menjawab kebutuhan calon dalang dalam menyediakan dokumen pegangan pentas yang utuh dan lengkap.
“Sistem ini dapat dipergunakan sebagai media belajar bagi calon dalang dalam fungsi simulator berbasis komputer,” pungkasnya (Humas UGM/Satria)