Delegasi Ehime University mengunjungi lokasi KKN-PPM UGM Unit Wukirsari, Sleman, Minggu (26/7) lalu. Delegasi Ehime tersebut diwakili oleh Profesor Masayuki Sakakibara yang menjabat sebagai Direktur Asia-Africa Center dan Direktur SUIJI EHIME University.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) unit Wukirsari, Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc mengatakan tujuan kunjungan tersebut adalah untuk meninjau program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN-PPM UGM sekaligus sebagai penjajakan kerjasama lebih lanjut antara EHIME-UGM, terutama di bidang pengabdian masyarakat.
“Kerja sama akan difokuskan pada pengembangan potensi Desa Wukirsari, baik potensi pertanian, kehutanan, dan mempersiapkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap erupsi Merapi,” urai Dwi, Rabu (29/7) di UGM.
Menurut Dwi, Sakakibara meninjau langsung program yang sedang dilakukan oleh peserta KKN. Unit Sleman-02 ini terbagi menjadi empat sub unit yang tersebar pada tiga pedukuhan. Ketiga pedukuhan tersebut adalah Kiyaran-Plagrak (dua sub unit), Bulaksalak, dan Ngemplak yang masing-masing terdapat satu sub unit. Sakakibara-sensei tidak hanya mengunjungi tempat yang menjadi lokasi KKN, tetapi juga mengunjungi daerah yang dijadikan hunian tetap (huntap) Pager Jurang dan petilasan rumah warga yang masih tersisa setelah erupsi Merapi lima tahun yang lalu.
“Masing-masing sub unit memiliki program unggulan yang diperlihatkan saat kunjungan,” urainya.
Sakakibara juga sempat memberikan kuliah umum kepada peserta KKN dan beberapa warga dengan topik “Change of Regional Society with High-Pollutant Risk by Transdiciplinary Approach and Sustainable Remediation Technology”.
Dwi menjelaskan keberlanjutan dari kerja sama tersebut nantinya akan ada beberapa mahasiswa dari Jepang melakukan proyek di desa Wukirsari dengan satu pembimbing pada September mendatang. Beberapa mahasiswa EHIME University akan ikut serta menangani polusi air di dusun Ngemplak dengan pemanfaatan kapuk.
“Secara umum, desa Wukirsari akan digunakan sebagai desa mitra pengabdian mahasiswa Ehime University. Dengan pertimbangan potensi pertanian, geologi, sosiologi, antropologi, dan ekonominya,” pungkas dosen Fakultas Biologi UGM itu. (Humas UGM/Satria)