UGM melakukan reorientasi akademik sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset, dan inovasi. Langkah tersebut diwujudkan dalam tujuh kebijakan universitas yang akan segera diimplementasikan pada bulan Juni 2015 mendatang.“ Dalam semangat Hardiknas UGM berupaya untuk memberikan dukungan terhadap saing bangsa diwujudkan dengan melakukan reorientasi akademik agar dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, Sabtu (2/5) dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2015 di UGM.
Rektor menyampaikan ketujuh kebijakan reorientasi akademik tersebut adalah mengintegrasikan kegiatan ko-kurikuler, ekstrakulikuler, dan intrakulikuler melalui mata kuliah pilihan; memperkuat softskill mahasiswa; dan memperkuat kompetensi global melalui student mobility. Berikutnya, meningkatkan kemampuan bahasa asing, peningkatan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran, serta percepatan perolehan keilmuan berbasis riset. ”Juga melakukan percepatan rekognisi global melalui publikasi ilmiah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga menyampaikan sambutan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI,Prof. Mohamad Nasir yang menyorot penguatan peran perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal tersebut dapat dilakukan melalui penelitian yang inovatif yang dapat memberikan dampak ekonomi langsung pada masyarakat. Selain itu juga dengan menghasilkan tenaga trampil yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Guna menghasilkan tenaga trampil dan inovasi, lanjutnya, perguruan tinggi hendaknya melakukan pengembangan dan implementasi secara progresif sistem penjaminan mutu internal sesuai SNPT. Dengan begitu diharapkan pada tahun 2019 bisa dicapai 15.000 program studi terakreditasi unggul dan 194 perguruan tinggi terakreditasi unggul.“Peningkatan kemampuan sumber daya manusia, program, dan insentif untuk melakukan penelitian inovatif juga perlu dilakukan sehingga tahun 2019 bisa dihasilkan penelitian inovatif ddengan technology readiness level 6 bisa lebih dari 1.000 prototipe dan technology readiness level 7 sebanyak 15,”ujarnya.
Tidak hanya itu, peningkatan kemampuan dan pemberian insentif secara progresif pada publikasi internasional juga dibutuhkan agar target menghasilkan 12.000 publikasi intrenasional dapat tercapai di tahun 2019. Berikutnya menindaklanjuti hasil penelitian yang telah dihaislkan dengan hilirisasi sehingg pada tahun 2019 dapat dihasilkan 30 produk yang bisa diproduksi masal.Selanjutnya, memperkuat jaringan dengan industri untuk melakukan kolaborasi guna menghasilkan inovasi yang bisa memberi manfaat secar alangsung pada masyarakat. “Bagi PTN-BH terus melakukan program terencana dan progresif untuk bisa masuk dalam 500 perguruan terbaik dunia sehingga pada 2019 ada 5 perguruan tinggi Indonesia masuk 500 terbaik dunia,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)