![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/0804151428478434384037084-825x473.jpg)
YOGYAKARTA – Merebaknya epidemi penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan diabetes mellitus (kencing manis) di negara-negara berkembang relatif menunjukkan terjadi peningkatan. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 menyebutkan, dari 58 juta kematian, sekitar 65 persen atau hampir 38 juta kematian itu terjadi akibat penyakit tidak menular terutama penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit paru-paru kronis dan diabetes mellitus. Dari 38 juta kematian itu, hampir tiga perempatnya atau 28 juta terjadi di negara berkembang. Adapun di Indonesia, pada pria, dari sekitar 580 ribu kematian penyakit tidak menular pada tahun 2012, sekitar 54 % diantaranya terjadi pada usia sebelum 70 tahun. Sedangkan pada wanita dari kematian 530 ribu kematian pada tahun yang sama, 43% terjadi sebelum usia 70 tahun.
Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Madarina Julia, M.P.H., Ph.D., Sp.AK mengatakan masa anak dan masa remaja sebagai masa pembentukan karakter dan pola hidup yang sangat mungkin akan dipertahankan selama masa hidupnya. “Selain obesitas, pola hidup yang sangat berisiko mengakibatkan penyakit degeneratif di kemudian hari adalah aktivitas fisik yang kurang, merokok dan konsumsi alkohol,” kata Madarina Julia dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang berlangsung di ruang Balaisenat UGM, Selasa (14/4).
Menurut Madarina Julia, anak-anak dan remaja yang melakukan aktivitas fisik sedang dan berat secara rutin setidaknya 60 menit sehari, lebih jarang menjadi obes, mempunyai kebugaran kardiovaskular yang lebih baik, mempunyai profil lipid atau kadar kolesterol dan trigliserid serta kadar gula darah yang lebih baik. “Saat ini sekitar 80 % remaja usia 11-17 tahun di seluruh dunia mengalami kekurangan aktivitas fisik. Prevalensi kurangnya aktivitas fisik ini terutama terjadi di daerah perkotaan,” katanya.
Kebutuhan akan pola hidup dan lingkungan yang lebih sehat menurutnya perlu mendapat dukungan orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. Anak perlu belajar pola makan dan pola aktivitas yang sehat. “Lingkungan rumah dan sekolah sedapat mungkin mampu memfasilitasi mereka untuk memperoleh kesempatan tersebut,” ujarnya.
Untuk menjaga agar tidak terjadi obesitas, dia menganjurkan agar anak dan remaja dibiasakan mengetahui berapa banyak makanan yang ia harus makan, “Makanlah hanya bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang,” katanya.
Dalam pidato pengukuhannya, Madarina Julia mengatakan menjaga pola hidup sehat sejak masa anak dan masa remaja merupakan investasi jangka panjang dan berkelanjutan dalam peningkatan kualitas SDM. Pasalnya, risiko yang ditimbul dari penyakit tidak menular tidak hanya akan mengakibatkan kehilangan SDM yang sedang berada di puncak produktivitasnya, “Masalah ini juga akan mengakibatkan peningkatan signifikan biaya pelayanan kesehatan di masa mendatang,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)