Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan Stadium Generale perdana di tahun 2022 yang mengusung tema “Teknologi dan Kemanusiaan”. Acara ini diselenggarakan secara daring, Rabu (23/2), menghadirkan Dr. Irendra Radjawali sebagai narasumber.
“Kita menyelenggarakan kuliah umum setiap semester untuk mengawali perkuliahan, ini bertujuan untuk mengenalkan tokoh atau isu-isu tertentu yang kita pikir sangat berguna terutama bagi kami di Prodi Filsafat,” ucap Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Agus Himawan Utomo, M.Ag.
Menurut Agus, kehadiran pembicara yang memberikan materi pada kuliah umum sangat bermanfaat bagi sivitas akademika di Fakultas Filsafat, untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan perkuliahan dan materi pembelajaran pada umumnya.
“Hal yang sangat berarti bagi kami ketika kami mendapatkan banyak masukan dan inspirasi, karena secara faktual kami memang membutuhkan tidak hanya dari pembacaan kami sendiri tetapi juga tentu dari teman-teman lainnya, karena tujuan pendidikan utamanya meninggikan harkat dan martabat kemanusiaan kita,” jelasnya.
Irendra Radjawali merupakan seorang peneliti yang dikenal melalui karya pesawat tak berawak atau drone yang digunakan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, salah satunya pemetaan wilayah tanah adat untuk menyelesaikan konflik lahan di Kalimantan Barat.
Proyek ini berawal ketika ia melakukan penelitian tentang ekologi politik Sungai Kapuas, dan mendengar keluhan masyarakat terkait batas operasi penambangan yang menyingkirkan masyarakat adat.
“Bagi saya, sains dan teknologi seyogyanya untuk manusia. Saya tahu saya harus membuat peta bersama dengan masyarakat adat,” ucapnya.
Persoalan ini mendorong Irendra untuk mulai mengembangkan drone untuk membuat peta, yang kemudian digunakan untuk kontestasi peta yang sudah ada sebelumnya.
“Ketika peta drone di-overlap dengan peta satelit dan peta konsesi terlihat operasi penambangan ada di luar area konsesi, berarti dia ilegal. Ini adalah peta drone pertama yang dibawa hingga ke ranah litigasi,” paparnya.
Pengalaman ini, menurutnya, menunjukkan pentingnya peran ilmuwan sosial yang kritis terhadap teknologi dan perkembangan zaman. Ia pun mendorong peneliti di bidang sosial, termasuk filsafat, untuk terjun menekuni isu-isu strategis berkaitan dengan perkembangan sains dan teknologi.
Pada kuliah umum ini, Irendra menyampaikan materi yang diberi judul “Can Machine fall in Love?”. Ia memaparkan sejumlah fakta terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, penggunaan internet dan dampaknya bagi manusia, serta berbagai tantangan yang perlu diwaspadai, salah satunya terkait misinformasi dan disinformasi.
Penulis: Gloria