![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/25031514272769571618600192-765x510.jpg)
Berawal dari keingintahuan yang besar dan kecintaan terhadap selulase rayap menjadikan tim selulase rayap UGM meraih penghargaan Best Oral Presentation dalam Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS) ke-12 di Faculty of Enviromental Science, Hokkaido University, 21 Maret 2015. Di bawah bimbingan Dr.Yekti Asih Purwestri,M.Si tim selulase rayap UGM ini terdiri dari Rifqi Zahroh Janatunaim, Cornellius Yudha Wijaya, Eka Ramadhani, Fajar Priyambada dari Fakultas Biologi, serta Adilah Ridha Azizah dari Fakultas Pertanian.
Rifqi menuturkan dalam forum tersebut mereka mempresentasikan penelitian yang berjudul Karakterisasi Selulase secara Kualitatif dan Kuantitatif pada Bakteri Selulolitik Rayap (Ordo : Isoptera) yang Berpotensi sebagai Agensia Akselerator Pengkomposan.
“Meskipun tidak meraih prestasi di PIMNAS maupun Hibah PKM-P 2013 akhirnya kita mampu menunjukkan kemampuan kita disini,”papar Rifqi selaku ketua tim, Rabu (25/3).
Menurut Rifqi, HISAS merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Hokkaido (PPIH). Tahun 2015 HISAS mengangkat tema Pembangunan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Kesejahteraan.
HISAS ke-12 tersebut berlangsung selama satu hari dan diawali dengan materi mengenai penggunaan teknologi untuk menghilangkan polutan air dan tanah secara berkelanjutan. Keynote speaker yang hadir dalam acara ini yaitu Sunitz Tanaka, Professor at Environmental Science Development-Hokkaido University; Toshikazu Kawaguchi, Assoc. Professor at Environmental Material Science Graduate School of Environmental Science-Hokkaido University; dan Dr. Eng. Khoirul Anwar, Assistant Professor – Japan Advanced Institute of Science and Technology –JAIST.
“Ada 38 peserta baik mahasiswa Indonesia maupun Hokkaido University yang mempresentasikan paper-nya,” imbuhnya.
Kegiatan Scientific Meeting ini menurut para mahasiswa sangat membantu dalam pengembangan penelitian mahasiswa Indonesia di masa kini hingga masa mendatang. Termasuk, penelitian yang mereka lakukan. Melalui serangga merugikan (rayap) mampu menjadi titik awal pengembangan enzim selulase yang mudah dan murah di masa mendatang.
“Jepang merupakan negara yang ramah, kaya akan budaya dan intelektualitas, serta kedisplinan yang tinggi. Semoga kedepannya pelajar Indonesia mampu menyerap dan menerapkan sisi positif dari Jepang untuk Indonesia yang lebih baik,” pungkas Rifqi. (Humas UGM/Satria)