Perguruan tinggi di DIY melalui Badan Pembinaan Olahraga Mahasiswa (BAPOMI) DIY berkomitmen turut memperkuat upaya pembinaan olahraga bagi para atlet dari kalangan mahasiswa. Langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi para atlet tidak hanya dalam kejuaraan nasional, tetapi di ajang olahraga regional bahkan internasional. Hal tersebut mengemuka dalam acara pelantikan pengurus dan penyusunan program kerja BAPOMI DIY periode 2014-2017, Kamis (12/3) di Grha Sabha Pramana UGM.
Ketua Umum BAPOMI DIY, Prof.dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., mengatakan perlunya paradigma baru dalam upaya pembinaan atlet mahasiswa. Pembinaan olahraga akan diarahkan untuk meraih prestasi, bukan hanya sekedar sebagai wahana penyaluran hobi. Selain itu juga diarahkan untuk membentuk mahasiswa yang berkarakter.
Dalam melakukan pembinaan para atlet, kata dia, nantinya seluruh perguruan tinggi di DIY akan memiliki kedudukan setara. Dengan kata lain tidak dilakukan sentralisasi dalam proses membangun mahasiswa berprestasi. “Misalnya saja untuk pengiriman atlet dalam pekan olahraga mahasiswa nasional (POMNAS) tidak mengambil kontingen atau tim dari perguruan tinggi yang unggul dalam cabang tertentu, tetapi diseleksi secara merata. Justru perguruan tinggi yang kuat akan menjadi koordinator rutin latihan untuk memperkuat keterampilan para atlet,”paparnya.
Ketua Koni DIY GBPH H. Prabukusumo, S.Psi., berharap BAPOMI DIY bisa segera bekerja dalam membina para atlet mahasiswanya. Pasalnya sebagian besar atlet di DIY saat ini didominasi dari kalangan mahasiswa. “Sekitar 75 persen atlet berasal dari perguruan tinggi karenanya kita sangat berharap kerja keras dari BAPOMI,” katanya.
Prabukusumo mengungkapkan saat ini masih sering dijumpai atlet yang belum memiliki kepercayaan diri dan minder ketika berhadapan dengan atlet-atlet tingkat nasional dalam suatu kejuaraan. Karenanya pembinaan mental sangat dibutuhkan untuk memotivasi para atlet agar lebih percaya diri dalam bertanding. Selain itu, perguruan tinggi juga diharapkan ikut berkontribusi dalam memberikan pelatihan olahraga bagi atlet mahasiswa. Misalnya memberikan latihan minimal 4 jam setiap harinya. Dengan langkah tersebut para atlet dapat bersaing dengan atlet-atlet di tingkat nasional.
Ia pun berpesan kepada seluruh perguruan tinggi di DIY untuk mendorong para atletnya berkontribusi secara nyata dengan mewakili DIY dalam berbagai kejuaraan olahraga.“Saya mohon betul-betul kalau perguruan tinggi menerima atlet nantinya akan mewakili DIY, jangan malah mewakili daerah lain,” ujarnya.
Sebelumnya Sekjen Pengurus Pusat BAPOMI Dr. Widyo Winarso menyampaikan bahwa pembinaan olahraga bagi mahasiswa di Indonesia pada umumnya belum berjalan dengan baik. Pasalnya masih banyak pengurus daerah belum mampu mengkoordinir olahraga di daerahnya masing-masing sehingga minim prestasi. “Harapannya tiap pemprov bisa mengkoordinir olahraga di provinsi masing-masing dan menghantarkan olahraga pendidikan ke olahraga prestasi,”tuturnya.(Humas UGM/Ika)