Diakui nilai IPK memiliki arti penting untuk gelar akademik. Demikian pula dengan soft skill, ia harus dimiliki setiap mahasiswa atau lulusan Perguruan Tinggi ketika akan mendirikan usaha.
Meski tidak harus mendirikan usaha, soft skill sangat diperlukan ketika seseorang harus bekerja di sebuah lingkungan. Soft skill memperlihatkan bagaimana seseorang memiliki kemampuan bekerja dalam tim, komunikasi verbal, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan memperoleh dan mengolah informasi, serta membuat rencana dan prioritas.
Demikian yang mencuat dalam Talk Show Pengembangan Kompetensi Diri dan Kreativitas (Managing Self), yang berlangsung di Perpustakaan UGM, Selasa (24/2). Talk show dalam rangka 64 tahun Perpustakaan UGM, ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Dr. Hasanudin Abdurakhman (General Manager for Business Development PT. Toray Industries Indonesia) dan Rizky Faturrohman (Pengusaha Madu Online).
Menurut Hasanudin Abdurakhman, kejelian dalam menjalankan bisnis akan menentukan usaha mendapat profit atau sebaliknya. Karena itu, pebisnis dituntut mengembangkan ilmu marketing.
“Kita mau jual dimana, siapa yang akan kita bidik, kemudian bagaimana kita memberitahu orang bahwa kita punya produk dan menarik, itu menjadi hal penting,” katanya.
Dalam membangun bisnis, kata Hasanudin, pemain bisnis dituntut untuk selalu melakukan perbaikan. Seperti proses bisnis yang terjadi di Jepang, pebisnis memegang teguh prinsip Kaizen.
“Di proses, orang Jepang memegang prinsip apa yang disebut Kaizen. Kai itu artinya memperbaharui, Zen itu berarti kebaikan. Jadi melakukan perbaikan yang terus menerus, tidak pernah berhenti,” jelasnya.
Sementara itu, merasa prihatin terhadap jutaan pemakai smartphone, gadget, facebook, instagram, dan lain-lain, Rizky Faturrohman mengajak para pengguna untuk bisa memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada agar dapat mendatangkan profit.
“Gadget, smartphone, facebook, twitter, istagram, dan lain-lain, saya yakin semua pada pakai. Tapi pertanyaannya sudah menghasilkan uang belum? Whats App, dengan karyawan yang tidak lebih dari seratus tahun kemarin dijual dan dibeli hampir 300 triliun. Apakah kita hanya punya waktu untuk mainin saja?” katanya bertanya.
Meski sukses sebagai penjual madu online, Rizky menuturkan bila dirinya sesungguhnya berjualan apa saja melalui online. Mengaku tidak memiliki produk, ia hanya menjualkan.
“Sebenarnya bukan hanya jualan madu, semua barang via online. Akhir tahun 2015, ada 150 juta pengguna internet dengan peluang profit 150 triliun. Kita sesungguhnya tertantang mau jadi penonton atau pelaku. Karena itu hari ini saya akan memberi tips buka toko online langsung laris,” paparnya . (Humas UGM/ Agung)