Tidak ada jarak antara karyawan dengan pimpinan disertai penguatan profesionalisme menjadi beberapa kunci sukses Bank BRI untuk maju dan berkembang. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Kanwil BRI Yogyakarta, Muhammad Ali pada “Seminar Tranformasi Bank BRI: Kunci Sukses Mempertahankan Kinerja Bisnis” di Sekolah Vokasi (SV) UGM, Rabu (18/2).
Muhammad Ali menjelaskan bahwa budaya kerja tersebut sedikit berbeda di tahun-tahun sebelumnya. Ketika itu antara karyawan dan pimpinan seolah ada jarak sehingga kurang fleksibel dan terkesan kaku. Namun, kini hal itu sudah tidak ada. Bahkan, saat ini jika seorang karyawan memiliki kritik dan saran membangun pimpinan terbuka menerimanya.
“Jika sangat penting seorang staf bisa langsung masuk ke ruang pimpinan. Untuk protes atau laporan sekalipun asalkan benar disertai identitas maka akan diapresiasi,” tutur Ali.
Sementara itu ketika sudah berkomitmen untuk bekerja di BRI maka seseorang harus mengedepankan profesionalisme. Tidak ada tawar menawar bagi pegawai yang terbukti melakukan suap atau korupsi, sekecil apa pun. “Hanya seratus atau dua ratus ribu sekalipun maka tetap akan kena PHK,” katanya.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Ali menegaskan bahwa BRI cukup terbuka menerima lulusan dari Sekolah Vokasi UGM untuk bekerja. Saat ini pegawai BRI di seluruh Indonesia kurang lebih mencapai 125 ribu orang. Mereka berasal dari berbagai jenjang pendidikan.
“Ketika sudah masuk bekerja gelar mereka tidak lagi dicantumkan. Tapi kita disini prinsipnya tiada hari tanpa pendidikan,” urai Ali.
Di tempat sama, Direktur Sekolah Vokasi UGM, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., IP-MD., berharap agar mahasiswa SV UGM bisa menyiapkan diri sebelum terjun di dunia kerja. Kerja sama dengan BRI sekaligus untuk membuka wawasan para mahasiswa sebelum masuk dunia kerja.
“Tahun ini BRI misalnya membuka lowongan untuk sekitar 600-an pegawai. Ke depan kerja sama akan ditingkatkan misalnya dalam pembukaan program studi,” kata Hotma. (Humas UGM/Satria)