![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/01/09011514207969591174534386-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Lima orang mahasiswa yang tergabung dalam anggota Pecinta Alam Psikologi (Palapsi) UGM akan mengarungi sungai-sungai yang ada di Selandia Baru. Kelima orang mahasiswa itu adalah Falsuki Taftofani, Adam Maulana, Fauzi Ardian, Afiq Wiratma, dan Yoga Kusuma. Rencananya, empat sungai yang akan diarungi oleh kelima mahasiswa ini, yakni sungai Kaituna, Tongariro, Wairoa dan Sungai Motu. Ekpedisi ini akan dimulai pada 16 Januari hingga 28 Januari. ”Ini ekpedisi internasional kita yang ketiga,” kata Endro Winarno selaku Project Officer saat memberi keterangan kepada wartawan di Fakultas Psikologi UGM, Jumat (9/1).
Endro menuturkan, ekspedisi kali ini merupakan kegiatan ekspedisi internasional Palapsi di luar Benua Asia untuk yang pertama kalinya sejak 39 tahun Palapsi berdiri pada tahun 1975 silam. Sebelumnya, Palapsi pernah melakukan ekspedisi internasional di Serawak Malaysia tahun 2001 dan ekspedisi sungai Thailand tahun 2008. “Khusus untuk ekpedisi ini kita hanya menggunajkan kayak, perahu kecil yang dinaiki satu orang,” katanya.
Dari keempat sungai yang akan dilalui itu, Sungai Motu merupakan sungai terpanjang yang dilalui karena berjarak lebih dari 100 kilometer yang harus ditempuh dalam 3-4 hari. Adapun Sungai Kaituna, kata Yoga Kusuma, berjarak 1 kilometer namun memiliki tingkat kecuraman aliran sungai yang diangap cukup sulit, salah satunya memiliki tingkat kecuraman setinggi 7 meter. “Makanya kita pun latihan dengan menelusuri Sungai Pekalen, Probolinggo,” katanya.
Berbeda dengan sungai-sungai yang ada di Indonesia, tingkat suhu udara yang dingin diakui Yoga sebagai salah satu tantangan. Mengatasinya, kata pria angkatan 2013 Fakultas Psikologi ini, mereka akan mengenakan baju selam untuk menyesuaikan perbedaan suhu.
Penelusuri sungai Motu yang membutuhkan perjalanan selama 3-4 hari, tim Palapsi sudah mempersiapkan semua logistik termasuk perlengkapan kemah. “Menelusuri sungai ini, kita akan mendirikan kemah di pinggir sungai,” katanya.
Selain melakukan ekpedisi, kelima orang anggota Palapsi ini juga melakukan riset mengenai budaya masyarakat selandia baru yang hidup disekitar sungai, “Setelah mengarungi sungai, ada survei untuk penelitian,” kata Endro.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Amitya Kumara, MS., mengatakan persiapan kelima mahasiswa UGM ini dilakukan selama satu tahun. Bahkan proses untuk memperoleh izin mengarungi sungai di Selandia Baru tidaklah mudah, meski demikian proses tersebut bisa dilalui dengan lancar. “Proses tidak sederhana, mereka ditempa secara fisik dan mental untuk bisa mengikuti ekspedisi ini. Tantangan mereka tidak hanya menaklukkan sungai tapi mengalahkan diri mereka sendiri mengikuti proses,” terangnya.
Bibit Suprianto, orang tua dari Yoga Kusuma berharap keikutsertaan anaknya bisa memberi pengalaman bagi anaknya dalam kegiatan minat dan bakat yang dimilikinya.”Saya berharap ia tidak sekedar lulus dan dapat pengetahuan tapi ada pengalaman yang didapat selama kuliah,” kata Bibit. (Humas UGM/Gusti Grehenson)