Fakultas Kehutanan UGM bersama BNI melakukan pencanangan Pengembangan Teknik Silvikultur Intensif (SILIN) dan Penyerahan Bibit Jati Mega Wanagama kepada Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR), Selasa (16/12) di persemaian petak 5 Hutan Pendidikan Wanagama, Banaran, Playen Gunung Kidul.
Dalam program ini Fakultas Kehutanan UGM menyiapkan 30.000 bibit unggul jati Mega Wanagama yang akan dibagikan secara gratis kepada 40 Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) yang tersebar di 12 kecamatan di Gunungkidul dan Bantul, seperti Gedangsari, Nglipar, Playen, Tepus, Girisubo, Semanu, Panggang, Wonosari, Semin, Paliyan, Saptosari, dan Imogiri.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Satyawan Pudyatmoko mengatakan bibit jati Mega Wanagama ini dikembangkan oleh Tim Fakultas Kehutanan UGM melalui program pemuliaan pohon sejak belasan tahun lalu. Kelebihan dari jati Mega Wanagama dibandingkan dengan jati biasa adalah pohonnya tumbuh lurus, dengan percabangan yang minimal, dan pertumbuhannya cepat sehingga diharapkan dengan jati Mega Wanagama yang diberikan kepada Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR), akan meningkatkan kualitas tegakan hutan rakyat di DIY yang selama ini tegakannya sebagian besar berasal dari bibit sembarangan.
“Diharapkan 5 – 10 tahun lagi hutan rakyat di DIY akan memiliki kualitas tegakan yang lebih baik, dan tentunya berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat petani hutan rakyat,” papar Satyawan.
Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu upaya Fakultas Kehutanan UGM sebagai institusi pendidikan untuk melakukan “hilirisasi produk-produk penelitian”, sehingga hasil penelitian dari kampus dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sementara itu Ir. Zakareza Qori Hemawan, MM dari PT. BNI (Persero) Tbk. mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu bentuk kepedulian PT. BNI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui skema BNI Gogreen Corporate Social Responsibility. Kedepannya PT. BNI (persero) Tbk siap untuk mendukung aksi pengabdian masyarakat dari UGM sebagai institusi pendidikan terbesar di Indonesia.
“Mudah-mudahan program kerja sama antara Fakultas Kehutanan UGM dengan BNI tidak hanya sebatas pembagian bibit jati unggul, namun ke depannya perlu dilakukan optimalisasi lahan dengan penanaman empon-empon, porang, garut, dan lain-lain dengan teknik agroforestry,” papar Zakareza.
Di tempat sama Rektor UGM yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc menyampaikan bahwa UGM sebagai institusi pendidikan harus bisa memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat. Fakultas Kehutanan UGM diharapkan tidak hanya sekedar membuat dan membagikan bibit unggul saja namun harus membuat demplot-demplot pengembangan hutan rakyat dengan pendekatan silvikultur intensif.
“Ke depan hutan rakyat di DIY akan berubah dari tegakan biasa menjadi tegakan yang berkualitas,” tegas Suratman.
Kegiatan pencanangan program ini kemudian ditandai dengan penyerahan bibit unggul jati Mega Wanagama ke perwakilan Kelompok Tani Hutan Rakyat yang diserahkan oleh Wakil Rektor UGM, wakil PT. BNI (persero) Tbk, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, serta Direktur Hutan Pendidikan Wanagama. Direncanakan setelah pencanangan kegiatan ini, dalam waktu dekat akan dilakukan penyaluran/pengiriman dan penanaman bibit di lokasi penanaman. Fakultas Kehutanan UGM juga akan melakukan pendampingan dan monitoring pelaksanaan budi daya hutan rakyat. (Humas UGM/Satria)