Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia. Potensi panas bumi yang terkandung di Indonesia mencapai 28,617 Megawatt atau 40 persen dari total cadangan panas bumi dunia. Sayangnya dari total jumlah tersebut baru sekitar 1,341 Megawatt (4,7%) yang dimanfaatkan.
“Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, tetapi pemanfaatnya baru sekitar 4 persen saja,” ungkap Presiden Director Pertamina EP, Adriansyah, Ph.D., Jum’at (28/11) di hadapan mahasiswa dalam CEO Talks “Strategi Pengelolaan dan Bisnis Energi” di Ruang Multimedia Kantor Pusat UGM.
Ardiansyah menyebutkan potensi panas bumi di Indonesia belum tergarap secara maksimal. Padahal jika sumber energi tersebut bisa dikelola secara optimal dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil sehingga tidak akan kekurangan energi.
“Pemanfaatan panas bumi perlu didorong, dengan begitu akan mengurangi ketergantungan kita akan minyak bumi,” ujarnya.
Kedepan, lanjutnya, penggunaan sumber energi terbarukan termasuk panas bumi perlu ditingkatkan dari 5 persen menjadi 17 persen. Dengan demikian sumber energi terbarukan bisa mensubstitusi penggunaan minyak bumi.
“Kalau itu tidak bisa dilakukan ketergantungan terhadap impor minyak menjadi sangat tinggi. Hal tersebuut akan mengganggu stabilitas ekonomi dan ketahanan nasional menjadi rendah,” urainya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa langkah pemerintah mengubah paradigma pengelolaan energi dari manajemen berdasar suplai menjadi manajemen berdasar pemanfaatan adalah tepat untuk mengantisipasi kelangkaan energi di masa mendatang. Kedepan, pemerintah akan mengefisienkan kebutuhan energi dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan.
“Kedepan energi fosil dipakai sebagai penyeimbang kebutuhan dan ketahanan energi,” jelasnya. (Humas UGM/Ika)