Warga UGM dan masyarakat umum kini bisa menikmati fasilitas air siap minum di UGM. Air siap minum tersebut berasal dari sumber air bersih di sekitar kawasan UGM yang diolah dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) kampus secara mandiri oleh UGM.
Saat ini terdapat empat unit water dispenser yang telah dioperasikan sejak awal bulan November lalu. Dua unit diantaranya berada di Grha Sabha Pramana (GSP) dan dua unit lainnya di Asrama Mahasiswa Kinanti. Nantinya akan ada empat unit water dispenser yang akan siap dioperasikan dalam waktu dekat yakni di sekitar Gedung Pusat, Perpustakaan, University Club, dan Lembah UGM.
“Dalam tahap awal pembangunan SPAM Kampus dibuat delapan titik water dispenser untuk umum yang dibangun di wilayah timur UGM. Empat diantaranya sudah bisa digunakan,” kata Kepala Subbagian Perencanaan Fisik Bagian Perencanaan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM, Arifah Budi Wati, S.T., Kamis (20/11) usai Talkshow SPAM Kampus UGM: Seruan Mandiri Untuk Negeri” di GSP UGM.
Arifah menyebutkan pengembangan SPAM Kampus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih bagi warga UGM. Bahkan kedepan air langsung minum ini diharapkan dapat menggantikan konsumsi air minum kemasan di lingkungan UGM.
“Kebutuhan total air berupa air minum dan air bersih di UGM mencapai 15 liter per detik. Sementara kapasitas air langsung minum dari SPAM Kampus mencapai 10 liter per detik dari sumber air Umbul Pace sehingga saat ini masih surplus untuk mencukupi kebutuhan air minum warga UGM,” urainya.
Kedepan SPAM Kampus akan dikembangkan di wilayah UGM bagian barat jalan Kaliurang. Kapasitas air juga akan ditingkatkan menjadi 20 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan total air baik air minum dan air bersih untuk keperluan sehari-hari bagi seluruh mahasiswa dan karyawan UGM.
Pembangunan SPAM Kampus telah dimulai sejak awal tahun 2014 lalu bekerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum. Merupakan hasil terobosan sejumlah mahasiswa UGM yang tergabung dalam komunitas yang fokus terhadap persoalan sanitasi dan air bersih bernama Waterplan Community.
Ketua Waterplant Community, Rinaldhy Zulfahmi mengatakan bahwa selama ini pemenuhan kebutuhan akan air minum masyarakat Indonesia masih sangat bergantung dari produk luar negeri. Setidaknya ada 14 pabrik air minum kemasan asing yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang mensuplai kebutuhan air minum warga Indonesia.
“Keuntungan bersih untuk industri air minum bisa mencapai Rp. 96 Miliar per tahunnya. Kenapa kita tidak bisa mandiri sediakan air minum malah bergantung pada produk luar negeri?” katanya menyayangkan.
Hal tersebut menurutnya terjadi karena kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih malas melakukan pengolahan air minum secara mandiri. Karenanya penting untuk mengembangkan industri air minum secara mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada produk asing.
Sementara Harjono Sujanadi, dari Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian PU mengatakan kebutuhan air minum masyarakat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Karenanya pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan air minum bagi masyarakat. Seperti pada tahun 2012 lalu pihaknya baru bisa memberikan akses pelayanan air minum sebesar 37 persen, lalu naik menjadi 67 persen di tahun 2013.
“Kita mentargetkan di 2019 mendatang seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapat pelayanan air minum, 100 persen terpenuhi kebutuhan air minumnya. SPAM Kampus UGM ini adalah salah satu bagian target tersebut ,” tegasnya.
Ditambahkan, selain berupaya mewujudkan pemenuhan penyediaan air minum dan sanitasi masyarakat, Kementrian PU juga tengah berupaya mewujudkan kota tanpa kumuh. Hal itu dilakukan dengan menyediakan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung serta didukung oleh sistem pembiyaan peumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien dan akuntabel.
“Arahan RPJMN III juga mewujudkan kota tanpa pemukiman kumuh dan sanitasi yang memadahi,”terangnya.
Ketersediaan air langsung minum dari SPAM Kampus rupanya mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Salah satunya seperti yang diungkapkan Intan, siswi SMU Muhamadiyah Yogyakarta yang mengaku senang dengan adanya fasilitas ini. Menurutnya, dengan adanya water dispenser yang dipasang di sejumlah ruang publik di UGM tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan warga UGM saja tetapi juga bisa dinikmati masyarakat yang tengah memanfaatkan fasilitas publik UGM.
“Bagus bisa ada fasilitas seperti ini, rasanya pun seperti air kemasan yang di pasaran,” kata Intan usai mencopa air SPAM Kampus di GSP UGM saat melakukan kunjungan ke UGM Expo.
Hal senada juga dikatakan oleh Iqbal Fahlevi, salah satu karyawan di Kantor Pusat UGM. Ia mengaku senang dengan hadirnya fasilitas air langsung minum SPAM Kampus.
“Harapannya kedepan bisa lebih banyak lagi dibangun water dispensernya untuk memudahkan warga UGM mendapatkan air minum,”harapnya. (Humas UGM/Ika dan Izza)