![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/1411141415939868864384350.jpg)
YOGYAKARTA – Sedikitnya 1.107 karya sastra, terdiri 700 puisi, 288 cerpen, 67 fotografi, 27 kritik sastra, serta 25 film pendek diikutkan dalam olimpiade sastra yang diselenggrakan oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM. Pada penghelatan Malam Anugerah Seni dan Sastra di Gedung Poerbatjaraka FIB UGM, Kamis malam (13/11), panitia akhirnya mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada15 orang yang dinyatakan sebagai pemenang.
Wulan Tri Astuti, S.S. FIB selaku Ketua Panitia Olimpiade sastra mengatakan pengumpulan hasil karya dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, Agustus dan September. Peserta yang mengirimkan karya sastranya diakui Wulan lebih banyak dari penyelenggaraan olimpiade sastra tahun sebelumnya, “Pesertanya tujuh kali lipat dari jumlah peserta tahun sebelumnya,” kata Wulan.
Peserta yang didominasi civitas akademika serta alumni UGM, diikuti juga oleh masyarakat umum, siswa Sekolah Menengah Atas hingga para seniman dan sastrawan ternama.
Selama proses seleksi dan penilaian ribuan karya sastra ini, kataWulan, di setiap kategori terdapat dua juri utama, serta satu juri pendamping. Untuk menjaga obyektifitas penilaian, juri utama tidak diperkenankan mengetahui identitas pemilik karya.
Mustofa W. Hasyim, pemenang pertama lomba puisi, menyampaikan rasa senangnya. Walaupun usianya sudah tak muda lagi ia merasa bangga dapat memenangkan penghargaan tersebut. Puisinya yang berjudul “Pada Merapi dan Laut Selatan” menurut Mustofa awalnya untuk meramaikan Olimpiade Sastra UGM namun dia tidak menyangka akhirnya dinyatakan sebagai pemenang. “Niatnya saya hanya ingin meramaikan saja tapi malah menang,” katanya.
Anugerah seni dan sastra diselenggarakan untuk memberikan apresiasi kepada seni dan sastra Indonesia. Wulan menyatakan tujuan diselenggarakannya acara ini untuk mengukuhkan kembali bahwa seni dan sastra merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. “Kami ingin menumbuhkan kepedulian pada seni dan sastra di kalangan anak muda,” ujar Wulan. [Humas UGM/Izza]