Fakultas Geografi UGM, Program Studi Pembangunan Wilayah melaunching buku baru Pengembangan Perkotaan dalam era Teknologi Informasi dan Komunikasi karya Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. Buku ini mengupas peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah mewarnai berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalamnya Bidang Pengembangan Perkotaan.
“Buku ini hadir dalam rangka untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan perkotaan di era TIK,” ujar Rini Rachmawati, staf pengajar Prodi Pembangunan Wilayah, Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi UGM, Senin Sore (10/11) saat berlangsung bedah buku karyanya di fakultas setempat.
Rini menjelaskan buku karyanya mengungkap tinjauan teoritis pergerakan penduduk, lokasi, dan struktur keruangan kota, dan mencoba mendudukan kembali teori-teori tersebut dalam era TIK. Dalam bukunya, ia menjelaskan pula berbagai model pengembangan perkotaan dalam era TIK dengan dilengkapi contoh-contoh di beberapa kota baik dalam maupun di luar negeri.
“Diantaranya konsep cyber city sebagai model pengembangan perkotaan dalam era TIK, dan saya lengkapi semua itu dengan artikel-ertikel yang pernah dipublikasikan untuk menambah khasanah pengetahuan,” katanya.
Acara bedah buku yang diselenggarakan Program Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM menghadirkan beberapa reviewer. Diantaranya Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc (Dekan Fakultas Geografi UGM), Ir. Rony Primanto, M.T (Kepala Bidang LTMI Dishubkominfo DIY), Ir. Edy Muhammad (Kepala BAPPEDA Kota Yogyakarta), Prof. Dr. M. Suyanto, M.M (Pakar TIK dan Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta) dengan moderator Dr. Andri Kurniawan, M.Si (Sekretaris Jurusan SIGPW Fakultas Geografi UGM).
Prof. Suyanto, salah satu reviewer menyambut baik hadirnya buku Pengembangan Perkotaan dalam era Teknologi Informasi dan Komunikasi karya Rini Rachmawati ini. Sebab pada intinya teknologi informasi dan komunikasi memiliki tiga manfaat, yaitu efisiensi, efektif dan memiliki stratejik value.
“Jika bisa mengkombinasikan ini menjadi luar biasa. Kota dengan teknologi informasi maka akan lebih efisien, efektif dan bisa bersaing. Tentu saja menjadikan penduduk tidak harus berpindah, traffic bisa terkurangi, dan ruang kota menjadi virtual,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)