![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/0110141412126427128763482.jpg)
YOGYAKARTA – Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE., mengatakan sekitar 47 persen dari 10 ribu mahasiswa baru UGM berasal dari kelompok keluarga miskin. Bahkan jumlah mahasiswa miskin yang masuk ke UGM dari tahun ke tahun makin bertambah. Meski sudah ada beasiswa Bidikmisi yang menanggung sekitar 1000-1500 orang mahasiswa, selebihnya menjadi tanggungan UGM untuk mencarikan beasiswa lain dari berbagai sumber. “Hanya 53 persen mahasiswa baru yang membayar penuh,” kata Budi saat memberi pengarahan kepada 59 orang penerima SK CPNS, Jumat (3/10) di ruang Balai Senat.
Budi WS, demikian ia akrab disapa, menuturkan bertambahnya jumlah mahasiswa baru dari keluarga kurang mampu menyebabkan jumlah biaya yang harus dikelurakan UGM juga bertambah. “Yang kita lakukan adalah melakukan efisiensi dana dan tingkatkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan,” kata Budi.
Mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah, kata Budi, ada juga yang menjadi tanggungan UGM dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan tidak menyelesaikan studi tepat waktu atau 4 tahun. Sementara beasiswa bidikmisi hanya berlaku selama 8 semester atau 4 tahun. “Jika ada mahasiswa studinya lambat, jadi lima tahun, setahunnya siapa yang biayai? Ini membutuhkan kebijakan dan perhatian kita,” katanya.
Di hadapan penerima SK CPNS yang baru, Budi berharap mereka terus meningkatkan kinerja. Budi mengatakan saat ini UGM memiliki sekitar 7500 pegawai terdiri tenaga pendidik dan kependidikan. Mereka melayani 57 ribu mahasiswa yang kuliah di UGM. “Semuanya harus dilayani dengan baik,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)