YOGYAKARTA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM menerjunkan 321 mahasiswa pemeriksa kesehatan untuk hewan kurban di lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Para mahasiswa ini rencananya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum dipotong (antemortem) dan pemeriksaan setelah dipotong (postmortem) pada 4-6 Oktober mendatang. Secara simbolis pemberangkatan mahasiswa ini ditandai dengan penyematan jas laboratorium dan alat kedokteran oleh Dekan FKH UGM Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., kepada dua orang mahasiswa di depan gedung FKH UGM, Jumat (3/10).
Drh.Heru Susetya M.P., Ph.D., selaku koordinator petugas pemeriksa hewan kurban mengatakan pengiriman mahasiswa pemeriksa hewan kurban merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan FKH UGM. Selain bentuk realisasi program pengabdian kepada masyarakat, ujar Heru, kegiatan ini diharapkan memberikan jaminan kepada masyarakat dalam memastikan hewan yang akan dikurbankan adalah hewan yang sehat dan bebas dari penyakit menular.”Proses penanganan hewan pun kita pastikan higienis, aman, utuh, dan halal,” kata Dosen Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UGM ini.
Disampaikan Heru, mahasiswa yang diberangkatkan kali ini adalah mahasiswa tingkat akhir dan beberapa mahasiswa koasistensi. Di lapangan, mereka akan dibantu oleh dosen pembimbing dan dokter hewan dari dinas pertanian setempat. Dari 321 mahasiswa, mereka ditempatkan di daerah Kulonprogo, Bantul, Sleman, kota Yogyakarta, dan Gunungkidul. “Keberadaan mereka memang dibutuhkan masyarakat yang tengah melaksanakan kurban,” ungkapnya.
Dekan FKH UGM, Joko Prastowo, mengatakan kegiatan penerjunan mahasiswa ini sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehataan hewan. Dalam UU itu menegaskan bahwa pemerintah menjamin daging yang beredar di pasaran harus aman, sehat, utuh dan halal atau sering dikenal dengan istilah ASUH. Meski demikian, imbuhnya, pemeriksaan kesehatan hewan tidak hanya dilakukan menjelang lebaran Idul Adha namun dilaksanakan rutin oleh instansi yang berwenang.”Tapi menjelang lebaran ini, ada 20 ribu sapi dan kambing yang disembelih sehingga butuh tenaga pemeriksa kesehatan hewan yang lebih banyak,” katanya.
Selain memastikan hewan yang disembelih sehat, kata Joko, pemeriksa kesehatan hewan kurban ini diharapkan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri hewan dan daging yang sehat, bahkan sebaliknya mengetahui hewan dan daging yang tidak sehat. “Saya kira ini juga bentuk pembelajaran bagi mahasiswa,” terangnya.
Di hadapan mahasiswa pemeriksa hewan kurban, drh. Anung Endah Suwasti dari Dinas Pertanian DIY mengatakan pemeriksaan antemortem sebaiknya dilaksanakan satu hari sebelum penyembelihan, soalnya beberapa pengurus mesjid di Yogyakarta membutuhkan pemeriksaan tersebut. “Saya berharap apa yang anda lakukan bisa berjalan lancar dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini,” pesan Anung. (Humas UGM/Gusti Grehenson)