![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/08/06081414073154071939399989.jpg)
Suasana duka menyelimuti pemakaman mahasiswa Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM angkatan 2013, Ircham Darmasta Gumilang (20) di Jaten, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Rabu (6/8). Keluarga, tetangga, dan teman-teman yang hadir dalam pemakaman tersebut nampak larut dalam kesedihan atas kepergian almarhum. Nampak hadir dalam acara tersebut Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, M.Si, Sekretaris Eksekutif UGM Gugup Kismono, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Jamhari, dan Direktur Kemahasiswaan Dr. Senawi.
Mewakili pihak keluarga Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Jamhari mengatakan sosok Ircham selama ini dikenal cukup aktif di organisasi. Sebelum meninggal dunia karena tertimpa pohon di utara Balairung UGM, Ircham sempat datang pada acara syawalan di kampus.
“Almarhum Ircham setelah ada pertemuan terkait syawalan di kampus kemudian belajar di sisi utara Balairung UGM sebelum akhirnya tertimpa pohon,” tutur Jamhari.
Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya berharap agar keluarga bisa mengikhlaskan kepergian Ircham. Kepergian Ircham menurut Sri Purnomo dalam rangka Tholabul ‘Ilmi.
“Semoga khusnul khotimah karena almarhum meninggal ketika menuntut ilmu untuk mencari ridho Alloh,” kata Sri Purnomo.
Usai pemakamam almarhum pihak UGM juga memberikan santunan kepada pihak keluarga. Santunan diberikan oleh Sekretaris Eksekutif UGM Gugup Kismono, Ph.D kepada pihak keluarga yang diterima oleh Ibu Saodah (budhe Ircham).
“UGM mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian Ircham. UGM juga memberikan penghargaan kepada almarhum atas kegigihan dan ketulusan yang diberikan kepada fakultas maupun adik-adik angkatannya,” kata Gugup.
Sosok Lugu dan Taat Beribadah
Ircham Darmasta Gumilang anak pertama dari empat bersaudara pasangan Mahmudi A.R. dan Eni Darmiatun, A.Md.Keb dikenal sebagai anak yang santun, lugu, dan taat beribadah. Inilah yang selalu dikenang baik keluarga maupun teman-teman almarhum.
Ibu Winarti salah satu kerabat almarhum melihat sosok Ircham adalah anak yang aktif di organisasi, alim, dan selalu menurut perintah orang tua.
“Tidak pernah membantah orang tuanya mas. Ya karena sejak SMP dan SMA itu Ircham juga sekolah di pondok pesantren,” kenang Winarti.
Sama halnya dengan Floren dan Hanan, teman satu angkatan Ircham. Mereka juga melihat Ircham merupakan mahasiswa yang santun, lugu, rajin beribadah, dan tidak pernah menyakiti hati teman-temannya.
“Kami sangat kehilangan. Ircham itu anaknya lugu dan sederhana karena sering naik sepeda kalau berangkat ke kampus,” tutur Floren.
Bentuk ucapan duka untuk Ircham juga datang dari beberapa teman maupun dosen yang sempat dirangkum dan diberikan kepada pihak keluarga. Seperti penuturan Ratih Paramadina. Dalam tulisannya Ratis menulis:
“Assalamualikum, Pak. Buat kawanku Ircham di syurga. Teman, aku tak menyangka secepat ini kau pergi. Malam itu (4/8) adalah pertama dan terakhir kalinya aku menghubungimu untuk menanyakan tugas kita sebagai sepasang pemandu osjur maba perikanan besok. Maafkan aku yang tidak datang acara syawalan yang kamu infokan. Jarang ada orang sepertimu Cham, yang tidak mau disentuh oleh lawan jenis yang bukan mukhrim, yang selalu datang tepat waktu walaupun rumahmu jauh, dsb. Semoga Allah memberimu imbalan syurga. Amin”.
Seperti diberitakan sebelumnya angin kencang yang melanda kampus UGM, Selasa (5/8), menumbangkan dua pohon besar di utara Balairung, Gedung Pusat. Dua pohon jenis sengon Laut dan Terigota yang tumbang ini menimpa Ircham Darmasta Gumilang, mahasiswa Fakultas Pertanian UGM dan satu buah mobil innova milik Fakultas Kedokteran UGM. Ircham yang sempat dilarikan ke rumah sakit Panti Rapih akhirnya meninggal dunia. Mahasiswa semester 3 asal Minggir Sleman ini terluka di kepala bagian belakang. (Humas UGM/Satria, foto: Budi H)